Fungsikan Terowongan Nanjung Sesuai Kebutuhan

KILASBANDUNGNEWS.COM – Permasalahan banjir akibat luapan air sungai Citarum yang biasanya terjadi jika hujan tiba, saat ini sudah bisa diminimalisir menyusul telah berfungsinya Terowongan Nanjung yang berada di wilayah Kabupaten Bandung.

Namun Menurut Ketua Harian Satuan Tugas atau Satgas PPK DAS Citarum, Mayjen TNI Purn Dedi Kusnadi, dengan dibukanya Terowongan Nanjung ada dampak negatif yang ditimbulkannya, salah satunya rusaknya ekosistem sungai serta pengairan bagi pertanian akan terganggung.

“Saya menyampaikan kepada Dansatgas, jangan bangga dengan apa yang sekarang tidak banjir, ada terowongan Nanjung memang bersolusi untuk mengurangi genagan air, tapi dengan adanya terowongan Nanjung juga jadi persoalan,” katanya.

Dedi menyatakan, berbagai persoalan baru yang bisa ditimbulkan dengan diaktifkannya Terowongan Nanjung secara terus menerus, yaitu terganggunya ekosistem di DAS Citarum, terganggunya pengairan yang tidak maksimal serta kemungkinan perusahaan yang ada di sekitar DAS Citarum kesulitan untuk mendapatkan air.

“Sekarang Citarum ini seperti musim kemarau beberapa bulan lalu,ini mempengaruhi ekosistem disitu, yang tadinya kuya, ular dan ikan enak hidup disitu sekarang airnya “saat” (mengering), kalau pun bisa ngomong dia protes, serta perusahaan yang biasanya memanfaatkan air sungai tidak menutup kemungkinan akan menggunakan air tanah,” ucapnya  dalam sebuah diskusi di Gedung Sate, Jumat (17/1/2020).

Oleh karena itu Dedi meminta, Terowongan Nanjung ini tidak harus difungsikan setiap hari tetapi disesuaikan dengan kebutuhan hanya untuk mengendalikan air saat hujan atau banjir tiba.

“Fungsikan terowongan Nanjung hanya untuk mengendalikan air pada saat banjir, sehingga curug jompong berfungsi kembali seperti biasa, sehingga kehidupan ekosistem disitu bisa dinikmati, air tidak kekeringan, ikan ada kehidupan disitu,” jelasnya. (Parno)