Waspada Penyakit Leptospirosis Pasca Banjir

Dokter Laura saat diskusi di Festival Citylink, Sabtu (18/1/2020).

KILASBANDUNGNEWS.COM – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) memperkirakan musim penghujan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan kedepan, dimana intensitas curah hujan masih akan cukup tinggi.

Tingginya curah hujan, biasanya mengakibatkan banjir di beberapa wilayah hingga merendam sejumlah pemukiman. Dan biasanya setelah banjir, akan muncul berbagai penyakit, salah satunya penyakit Leptospirosis, yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira.

Penyakit ini meningkat pasca banjir, karena masyarakat berkontak dengan air kotor yang terkontaminasi urine tikus yang menebar penyakit ini, karena menyandung bakteri leptospira.

Ddokter spesialis penyakit dalam RS Premier Jatinegara Jakarta, Laura Anasthasya mengatakan, kasus leptospirosis memang menunjukkan kecenderungan meningkat usai banjir, dibandingkan saat keadaan normal.

“Kasisnya sangat jarang tapi sekarang kami dalam seminggu terakhir sudah ada 5-6 kasus itu baru di RS kami, terus saya nanya temen-teman saya yang penyakit dalam juga dimasing-masing RS mereka juga sudah ada mulai dateng 3-4 kasus,” ucapnya.

Menurut Laura, gejala leptospirosis diawali dengan demam, ngilu-ngilu kemudian mata kemerahan, warna air kencing seperti teh, badannya kuning dan infeksi kuman tersebut rata-rata menyerang ginjal, pendarahan paru-paru dan bisa menyebabkan gagal multi organ.

“Infeksi kumannya itu rata-rata ke ginjal, jadi bisa bikin gagal ginjal akut sama pendarahan paru-paru,” kata Laura, dalam sebuah diskusi di Festival Citylink, Sabtu (18/1/2020).

Karenanya Laura menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dengan penyakit ini dan segera melakukan pemeriksaan ke pusat layanan kesehatan jika mulai merasa gejala seperti itu.

“Bagi masyarakat yang merasa tidak enak badan jika sudah kontak dengan banjir untuk segera memeriksanakn diri ke pusat layanan kesehatan,” ujarnya. (Parno)