Koordinasi ke Pusat, Kota Kabupaten Lain Harus Ditingkatkan

PERMASALAHAN di Kota Bandung hingga saat ini masih banyak yang belum terselesaikan padahal umur Kota Bandung sudah mau mencapai ke 212 tahun.

Karenanya Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan pada momen Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) ke 212 ini mendesak agar Wali Kota Bandung meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat termasuk koordinasi dengan pemerintah perbatasan kota dan kabupaten.

“Koordinasi perlu, baik dengan pemerintah vertikal dan horisontal harus ditingkatkan dan diperkuat agar pembangunan yang sudah diprogramkan ditindak lanjut,” ujar Tedy di kantornya.

H. Tedy Rusmawan,AT.,MM Ketua DPRD Kota Bandung. (foto : ist)

Saat ini kata Tedy, koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah pusat masih kurang sehingga banyak pembangunan yang tertunda.

“Seharusnya Wali Kota jemput bola dan terus kejar jangan hanya menunggu,” ujarnya.

Program yang harus dikolaborasikan itu yakni terkait masalah sampah, transportasi, kemacetan dan banjir.

“Masih banyak program tertunda padahal seharusnya sudah digarap seperti jalan underpas Cibiru, jembatan layang Gedebage ke Soekarno Hatta dan program lainnya, ” ujar Tedy.

Dan di HJKB kali ini Tedy meminta agar bisa dirasakan oleh masyarakat, semisal dengan menggratiskan TMB dan Bandros selama hari H yaitu 25 September.

“Biar warga yang belum pernah jalan jalan naik TMB dan Bandros bisa merasakan, ” ujar Tedy.

 

HJKB Jangan Hanya Seremonial

Sementara itu Wakil Ketua II Achmad Nugraha menyampaikan bahwa peringatan Hari Jadi ke 212 Kota Bandung (HJKB) jangan hanya seremonial saja. Namun moment renungan untuk menciptakan perubahan yang signifikan terkait kesejahteraan masyarakat juga perbaikan bidang sumber daya manusia sehingga HJKB terasa ada perubahan.

Sama dengan Tedy, Achmad, pun meminta berbagai program yang diluncurkan harus ditindak lanjut jangan hanya launching, masalah infrastruktur pun harus banyak perbaikan. Pasalnya perbaikan infrastruktur banyak tertunda terdampak covid 19.

Achmad juga menyinggung agar para birokrat tidak hanya dianggap bagus saja kepada pimpinan tapi harus memberikan masukan dampak postif terhadap pelayanan dan perubahan di Kota Bandung.

Terlebih bertambahnya usia, banyak pengalaman sangat berharga sehingga bisa segera menyelesaikan ketertinggalan.

Achmad Nugraha, Wakil II DPRD Kota Bandung . (foto : ist)

Masih kata Achmad, pemerintah jangan meninabobokan masyarakat dengan banyaknya mendapatkan penghargaan karena penghargaan itu semu, penghargaan tidak membangun sebuah kemandirian dan kecerdasaan rakyat .

“Penghargaan itu harus dibuktikan nyata ril, contoh indeks kebahagian meningkat itu hanya ditaman setelah pulang pusing mikirin, ekonomi, biaya sekolah,” jelas Achmad.

Pemerintah harus membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya UMK, PKL harus tertata dengan baik dan diberikan pelatihan agar mampu meningkatkan perekonomian.

HJKB bukan ungkapan belaka tetapi, Wali Kota, birokrat, eksekutif, anggota dewan untuk terus memacu bagaimana kinerja yang kemudian menghasilkan out come yang jelas bagi pembangunan di Kota Bandung.

“Selamat hari jadi Kota Bandung ke 212 dan kita mendoakan agar Kota Bandung terus bersinar dan bermartabat.

 

Saatnya Wujudkan Janji Kampanye

Hal sama disampaikan Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Edwin Sanjaya mengucapkan syukur, pasalnya tidak terasa kota Bandung sudah berumur 212 tahun. Dan ia berharap janji janji kampanye para pemimpin kota Bandung agar segera dituntaskan.

“Semoga warga Bandung selalu diberkahi Allah SWT. Masa akhir wali kota pada 2023 sebentar lagi akan habis, kita berharap janji janji kampanye yang bahkan sudah didokumentasikan di RPJMD kota Bandung agar yang belum terlaksana segera dilaksanakan dimasa akhirnya,”harap Edwin.

Dengan begitu lanjut Edwin, kota Bandung menjadi kota yang baik, bermartabat seperti yang diharapkan.

Wakil Ketua III DPRD Kota Bandung Edwin Senjaya (foto : ist)

Edwin menyoroti kondisi Bandung saat ini masih banyak yang harus diperbaiki, semisal bidang pendidikan terkait PPDB masih menyisakan permasalahan padahal pendidikan itu kebutuhan dasar bagi masyarakat.

“Lalu bidang kesehatan, masih ada warga yang kesulitan pelayanan kesehatan terutama warha tidak mampu. Karenanya saya terus mendorong puskesmas selalu memberikan pelayanan maksimal, selain itu infrastruktur. Kita melihat jalan jalan tidak seluruhnya dranasenya bagus, belum program Bandung caang masih banyak belum tersentuh, begitupun UMKM belum optimal. Padahal kita sedang konsentrasi pemulihan ekonomi tapi belum ada program khusus membangkitkan,” tuturnya.

Masih kata Edwin kesimpangsiuran data pemberian bantuan berbasis data pun masih tidak akurat, beda antara dinas kesehatan dengan dinas sosial saat menentukan DTKS non DTKS.

“Saya juga melihat masih banyak macet, lalu persoalan sampah itu PR besar apalagi kita tahu sekarang TPA nya tidak diperpanjang,” imbuhnya.

Disinggung semarak hari jadi Kota Bandung, Edwin meminta agar pemerintah memastikan dulu kondisi covid. Jika sudah membaik bisa dipikirkan kegiatan apa yang bisa dinikmati masyarakat.

“Agar semua merasakan, guyub, sabilulungan bersama sama tidak hanya seremonial. Ini sebuah momen masyarakat dipersatukan dikumpulkan semua sama sama merasakan, bisa doa bersama, ngaliwet bareng bareng, zikir bersama jangan musik tapi kesenian khas aja masuk rekor muri,” tutupnya. (adv)