Bandung Berzikir Berpengaruh Positif Terhadap Sampah

Bandung – Keputusan Wali Kota Bandung, Oded M Danial menggelar Bandung Berzikir pada malam pergantian tahun memberikan dampak positif. Imbauan tidak berhura-hura saat menyambut tahun salah satunya berpengaruh terhadap produksi maupun pengelolaan sampah.

Secara keseluruhan, produksi sampah memang mengalami peningkatan sekitar 10 persen dari hari-hari biasa. Jika timbunan sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Bandung sekitar 1.500 ton per hari, maka di momen spesial ini menjadi sekitar 1.800 ton.

Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung, Deni Nurdyana Hadimin mengemukakan, tahun ini pusat keramaian lebih tersentralisasi hanya di Alun-alun Bandung dan Gasibu. Selebihnya di masjid-masjid seperti di Al-Ukhuwah dan Pusdai serta masjid-masjid di kewilayahan..

“Saya cek di kedua masjid, timbunan sampah memang ada, tapi panitianya sigap dengan menyiapkan trash bag (kantong sampah) sehingga memudahkan petugas kami,” ungkapnya selepas melakukan aksi Gerakan Pungut Sampah (GPS) Kang Pisman di Alun-alun Bandung, Selasa (1/1/2019).

Deni yang mengerahkan personel tambahan sebanyak 536 orang petugas kebersihan menyebutkan, khusus di sekitar Alun-alun Bandung terdapat kenaikan jumlah sampah menjadi 28 ton dari tahun sebelumnya sebanyak 24 ton. Jenis sampah yang dihasilkan lebih kepada sisa makanan, puntung rokok, plastik, dan sebagian bekas petasan.

“Sekarang tidak terlalu banyak yang menyalakan petasan dan kembang api, sampahnya relatif lebih sedikit. Masyarakat pun banyak yang bakar-bakar jagung atau makanan lainnya di halaman rumah masing-masing. Bagus itu. Dibandingkan dengan tahun-tahun lalu, sekarang relatif lebih tertangani,” sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menuturkan, Pemerintah Kota Bandung tidak akan bosan-bosan mengingatkan agar masyarakat mengelola sampah sejak dari sumber. Meskipun seperti sepele, akan tetapi kalau dijalankan secara berkesinambungan akan berdampak secara luas.

“Setiap tahun biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola sampah itu sekitar Rp170 miliar. Kalau sampah sudah dikelola di sumber, akan ada efisiensi dan anggarannya bisa disalurkan kepada hal lainnya,” kata Oded seperti dilansir Humas Pemkot Bandung.

Aksi GPS Kangpisman di hari pertama tahun 2019 ini pun menurutnya sebagai perwujudan bahwa Pemkot Bandung tetap konsisten mengubah peradaban dalam pengelolaan sampah. Perwujudan itu dimulai dengan memisahkan sampah mental spiritual melalui Bandung Berzikir dan diakhiri dengan memungut sampah sepanjang Masjid Al-Ukhuwah di Jalan Wastukancana hingga Alun-alun Bandung.

“Kita jalan kaki dengan pola tidak hura-hura dan melakukan GPS. Di perjalanan saya temukan banyak sampah puntung rokok. Saya imbau, puntung nya jangan buang dimana saja. Kedua, ada botol miras. Saya imbau juga jauhi minol ini. Kalau ada yang belum bisa berhenti tolong minumnya di kamar sendiri,” imbaunya.

Mang Oded pun bersyukur karena perayaan malam tahun baru di Kota Bandung berlangsung kondusif. Menurutnya, ada perubahan yang luar biasa salah satunya tidak terlalu banyak terompet maupun petasan dan kembang api yang dinyalakan. Hal itu menunjukkan, masyarakat di Kota Bandung secara bertahap mulai memahami hal yang harus dilakukan.

“Saya imbau, sambut tahun baru ini dengan hal positif, hadirkan yang baik. Yang menarik lagi satu hal, di kewilayahan menggelar muhasabah juga. Jadi bukan hanya pusat kota saja, tapi di masjid kewilayahan juga penuh. Mudah-mudahan ini terus berlanjut,” ujarnya.***