Tingkatkan Kapasitas, New Balance Tambah Pabrik di Cirebon

KILASBANDUNGNEWS.COM – New Balance, perusahaan brand alas kaki internasional asal Boston USA menggelar New Balance Materials Summit. Kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan New Balance, pemilik/pimpinan Perusahaan alas kaki New Balance di Indonesia, Vietnam, dan China, serta supplier berbagai material di Indonesia, Vietnam, China, Amerika Serikat, Korea Selatan, Taiwan, Jerman.

Dalam New Balance Materials Summit kali ini juga dihadiri Menteri Investasi RI dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, yang bertujuan untuk menambah keyakinan kepada para investor luar negeri, yang sedang menunggu kepastian dari suasana di Indonesia menjelang tahun politik 2024 agar para investor dapat memasukkan investasi di dalam lingkungan ekonomi kondusif.

Menurut Director of Materials Asia New Balance, Vik Saran, saat ini para investor menunggu kepastian setelah pemilu, termasuk kebijakan UU Ciptaker.

“Pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik sekali oleh Pak Menteri Luhut, didukung dengan data sebagai bukti. Jika ada sesuatu yang sudah bagus, tidak usah diperbaiki, itu sudah benar. Jadi saya pikir para investor sudah mendapatkan jawabannya hari ini,” ucapnya.

Dalam New Balance Materials Summit, pihak New Balance akan menambah satu pabrik baru di Cirebon yang ditargetkan mulai berproduksi pada Agustus 2023 dan juga akan ada penambahan kapasitas di pabrik yang berada di Majalengka.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menyambut baik investasi yang masuk ke Indonesia dan berharap investor dapat meningkatkan nilai investasinya.

“Itu hal bagus, kita harap New Balance bisa meningkatkan investasinya di sini. Saat ini kita masih nomor 2 di bawah Vietnam. Tapi sebentar lagi angka kita akan melewati Vietnam. Karena memang dengan suasana investasi yang bagus, mereka confident memilih investasi di sini,” tegasnya.

Luhut mendorong material-material yang dibutuhkan untuk memproduksi alas kaki dalam jumlah massal, alih-alih mengimpor dari negara lain dapat diproduksi secara lokal.

“Kita kan karet banyak, kita penghasil karet besar, kita coba supaya karet-karet yang dipakai dalam produksi beserta material-material lainnya dapat diproduksi secara lokal. Presiden juga mulai memberikan instruksi. Kita sedang merapatkan ini, dan minggu depan kami akan melakukan meeting besar mengenai itu,” ucapnya.

Ketua Apindo Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik, menyambut baik rencana ekspansi dan penambahan investasi New Balance di Indonesia yang utamanya ada di Jawa Barat.

“Hal ini akan memberikan kesempatan besar bagi pengusaha lokal untuk membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak lagi,” kata Ning.

Secara nasional lulusan SMA/SMK setiap tahunnya sebesar 3.7 juta. Dari jumlah tersebut hanya setengah, sekitar 48-49% yg melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Artinya ada 1.9 juta siswa yang membutuhkan pekerjaan. Sedangkan di Jawa Barat lulusannya sejumlah 560 ribu setiap tahunnya. Hal tersebut menandakan bahwa banyak sekali lulusan baru yang membutuhkan lapangan kerja.

“Kita bersyukur sekali bahwa ada investor padat modal yang masuk. Tetapi kita juga sangat butuh investor padat karya sehingga para pengusaha dapat menampung lulusan SMA/SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Investasi New Balance yang termasuk ke dalam kategori padat karya ini menandakan adanya perluasan lapangan kerja di Jawa Barat, yang menciptakan kesempatan lebih besar bagi tenaga kerja baru untuk masuk ke dalam industri,” tuturnya.

“Bahwa investor ini membutuhkan jaminan keamanan, kepastian hukum, perijinan dan kebijakan yang mendukung kondusifitas dunia usaha, maka semua keinginan dari para investor New Balance sudah dijawab dengan tuntas oleh Pak Luhut dan digaransi bahwa semua usaha akan dilakukan untuk mempermudah investasi masuk ke Indonesia. Hal tersebut akan memberikan optimisme kepada seluruh investor dan calon investor yang hari ini hadir,” jelas Ning.

Menteri Investasi Indonesia, Bahlil Lahadalia mengapresiasi ketertarikan New Balance dalam mengembangkan manufaktur alas kaki di Indonesia. Adanya ekspansi tersebut akan turut mendorong pemerataan ekonomi di Tanah Air.

“Setidaknya ada 3 syarat yang harus dipenuhi oleh suatu negara untuk menarik masuknya investasi dari luar negeri, yakni stabilitas politik yang baik, hukum dan regulasi bisnis yang baik, dan prospek ekonomi yang bagus,” ujarnya.

Bahli menilai bahwa bila Indonesia tidak memenuhi ketiga syarat tersebut, maka investor luar negeri tidak mungkin tertarik.

“Investasi yang masuk itu kan karena stabilitas politik yang baik, kemudian hukum regulasi yang baik, jauh lebih penting mereka lihat prospek juga. Ekonomi Indonesia bagus, kalau hal ini enggak dimiliki negara, investasi bagaimana bisa masuk? Saya rasa hanya pengusaha yang tidak mau untung yang tidak ingin berinvestasi di Indonesia,” paparnya.

Bahli juga menyampaikan bahwa investasi dari New Balance di Indonesia merupakan salah satu wujud keberhasilan dari Undang-undang (UU) Cipta Kerja. Menurutnya sejumlah substansi dalam penetapan Perppu Cipta Kerja menjadi UU nomor 6 tahun 2023 membuka lebar keran investasi, khususnya melalui perizinan berusaha, pengadaan lahan serta administrasi pemerintahan.

“New Balance ini merupakan bukti investasi asing yang percaya kepada Indonesia karena mereka masuk di era pandemi, di era kegaduhan. Tapi mereka sangat yakin betul terhadap prospek Indonesia,” ujarnya.

Director of Materials Asia New Balance, Vik Saran, menyampaikan bahwa ekspansi ke Indonesia merupakan bagian dari strategi New Balance dalam meningkatkan kapasitas manufaktur. New Balance berharap dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakat di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, terutama di Cirebon dan Majalengka.

“Strategi New Balance adalah untuk melakukan ekspansi ke Indonesia dalam hal penjualan dan manufaktur. Karena pabrik ini sifatnya padat karya sehingga memberikan lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja kepada tenaga kerja, khususnya bagi masyarakat di Jawa Tengah dan Jawa Barat,” kata Vik Saran.

Sementara itu, Country Manager Sourcing Indonesia New Balance, Elmore Simorangkir menjelaskan sejumlah alasan pihaknya memilih Indonesia untuk ekspansi. New Balance menilai, Indonesia merupakan negara dengan kondisi politik yang stabil, punya peraturan hukum yang jelas, dan infrastruktur memadai.

“Kami lihat selama ini pimpinan Pak Jokowi, sangat pesat perkembangannya. Jadi sebetulnya New Balance dari dulu berencana ekspansi di Indonesia tetapi baru belakangan ini kami lihat, terlebih adanya UU Ciptaker, lebih ada insentif untuk investasi di Indonesia,” jelasnya. (Parno)