Hadapi Tahun Politik 2024, Pengusaha di Jawa Barat Tetap Optimistis

KILASBANDUNGNEWS.COM – Pengusaha di Jawa Barat tetap optimistis meraih peluang bisnis meski menghadapi tahun politik 2024, yaitu Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Wakil Presiden, yang akan berlangsung pada bulan Februari 2024.

Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar Ning Wahyu Astutik mengatakan, optimisme itu timbul berdasarkan realisasi usaha dan investasi tahun 2023 di Jabar yang mampu melampaui terget.

“Investasi (2023) yang masuk di Jawa Barat lebih dari target. Jadi saya senang sekali. Padahal ini dekat dengan tahun politik, ternyata optimisme dari pengusaha baik PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA (Penanaman Modal Asing) luar biasa,” kata Ning, usai acara Bewara Jabar (Beja) di Gedung Sate, Kota Bandung Selasa (30/1/2024).

Menghadapi tahun politik, Ning kembali menegaskan bahwa pemilu bukan baru kali ini terjadi, tetapi dunia usaha tetap baik-baik saja.

“Jadi pengusaha harus tetap optimistis karena tak hanya sekarang pemilu itu terjadi. Setiap lima tahun ada pemilu dan semua kita baik-baik saja,” tegas Ning.

Terkait adanya isu perusahaan yang bergejolak, Ning menyampaikan, sejauh ini pihaknya belum menerima informasi tersebut.

“Apindo tak berharap ada perusahaan yang bergejolak karena satu dan lain hal,” ucap Ning.

“Nggak ada bocoran. Kita berupaya tidak ada relokasi. Kalau saya ditanya seperti ini sekarang, saya harap, jangan,” imbuhnya.

Ning juga menjelaskan bahwa perusahaan padat karya saat ini memang cukup rentan terhadap isu relokasi. Ada beberapa perusahaan yang relokasi dari Jabar sejak 2022 hingga 2023. Perusahaan itu yang berdiri di Sukabumi dan Purwakarta.

“Jadi memang daerah yang untuk padat karya sudah kurang, terutama di Karawang,” ungkapnya.

Ning juga menjabarkan dalam 10 tahun terakhir banyak perusahaan yang berdiri di Jabar, seperti di Cirebon ada tiga pabrik besar sepatu.

“Saya menyampaikan berdasarkan apa yang saya lihat langsung di beberapa daerah, terutama Cirebon, ada tiga pabrik sepatu di sana. Kalau kita ngomongin sepatu, artinya satu pabrik butuh puluhan ribu karyawan dan itu ada tiga di sana gede-gede,” jelas Ning. (Parno)