Masih Mahal, Tiket Pesawat Kapan Turun Lagi?

KILASBANDUNGNEWS.COM – PT Angkasa Pura II (Persero) memprediksi adanya penurunan penumpang sepanjang 2019 dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan catatan AP II, jumlah penumpang di 16 bandaranya sampai akhir 2019 ini hanya mencapai 90,5 juta penumpang atau turun 18,5% dari tahun 2018 yang mencapai 112,6 juta penumpang.

Lantas, anjloknya okupansi penumpang pesawat itu disebut-sebut terdampak langsung oleh harga tiket pesawat yang selama setahun belakangan nilainya naik di seluruh maskapai dalam negeri.

Sebagaimana yang dilaporkan Indonesia National Air Carrier Association (INACA), harga tiket pesawat sepanjang 2019 ini memang mengalami kenaikan hingga rata-rata 40%-120%.

Kenaikan itu terjadi sejak November 2018 atau jelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019 lalu.

 

Lantas, bagaimana pemerintah mengakali penurunan jumlah penumpang pesawat tersebut?

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Wishnutama Kusubandio mengaku telah berkoordinasi dengan kementerian lembaga terkait agar dapat kembali meningkatkan okupansi penumpang pesawat di dalam negeri.

“Saya bersama Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, akan me-review semuanya. Kemungkinannya kita akan menekan harga tiket. Karena, salah satu faktor utamanya (anjloknya penumpang pesawat) kan karena harga tiket,” ujar Wishnutama ditemui di kediaman Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jakarta, Rabu (25/12/2019).

Namun, Wishnutama tak dapat memastikan kapan harga tiket dapat mulai diturunkan kembali, lantaran banyaknya pertimbangan di berbagai kepentingan.

“Ini bukan kerja yang sederhana. Kompleks ya macam-macam ada pengaruh harga avtur, leasing dan sebagainya. Jadi kita harus lihat dulu secara komprehensif gimana cara menekan harga tiket agar kompetitif,” imbuhnya.

Selain berdampak terhadap penurunan jumlah penumpang pesawat dalam negeri, realisasi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini pun diprediksi tak bakal mampu mencapai target.

Untuk itu, target kunjungan wisman kembalu dipangkas menjadi hanya 16,3 juta orang dari target yang ditetapkan sebelumnya yaitu sebanyak 18 juta orang.

Sebelum itu, pemerintah juga sudah pernah memangkas target kunjungan wisman, di mana awal tahun ini, pemerintah sempat mematok target kunjungan hingga 20 juta wisman.

“Tahun ini ditarget mencapai 16,3 juta wisatawan mancanegara,” ujar Wishnutama.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2 November 2019, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sepanjang Oktober 2019 mengalami kenaikan 4,86% dibanding jumlah kunjungan pada Oktober 2018 alias Year on Year (YoY). Dari 1,29 juta kunjungan pada Oktober 2018, menjadi 1,35 juta kunjungan pada Oktober 2019.

Sehingga, apabila dihitung secara kumulatif dari Januari – Oktober 2019 ini, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 13,62 juta kunjungan atau naik 2,85% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2018 yang berjumlah 13,25 juta kunjungan.

Jumlah kunjungan wisman ini terdiri atas wisman yang berkunjung melalui pintu masuk udara sebanyak 8,25 juta kunjungan, pintu masuk laut sebanyak 3,47 juta kunjungan, dan pintu masuk darat sebanyak 1,90 juta kunjungan.***