Bandung -Di usianya yang kini memasuki tahun ke-50, Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) memiliki tantangan yang semakin berat dan kompleks.

Sebagai satu-satunya organisasi yang mewadahi Lembaga Konservasi (LK) -lebih populer dengan sebutan Kebun Binatang (KB)- di seluruh Indonesia, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta, Dewan Pengurus PKBSI dituntut untuk terus meningkatkan kualitas kinerja seluruh anggotanya.

Menurut Ketua Umum PKBSI, Rahmat Shah, seiring perkembangan waktu LK saat ini memiliki peran dan fungsi yang jauh lebih besar dimana LK wajib dikelola dengan standar kesejahteraan satwa yang mengarah standar nasional maupun internasional.

“LK tidak hanya sekedar menjadi tempat rekreasi semata, melainkan juga berperan dalam pemenuhan fungsi konservasi, edukasi, rekreasi bahkan penelitian dan pengembangan,” ucap Rahmat, dalam Silaturahim Keluarga Besar PKBSI, Selasa (3/7/2019).

Rahmat menyatakan, Dewan Pengurus PKBSI yang selalu memperoleh dukungan dari berbagai pihak dan di era keterbukaan global dewasa ini, berupaya untuk terus mendorong secara konsisten kepada segenap anggotanya dalam mempertahankan kemurnian genetik.

“LK yang memiliki kondisi kelebihan populasi harus berani mengambil kebijakan melepas satwanya dengan cara kerjasama pertukaran maupun hibah, sesuai dengan konsep yang diyakini bersama bahwa LK bukanlah peternakan, karenanya tidak boleh ada anggapan bahwa koleksi satwa adalah milik institusi melainkan milik negara,” jelasnya.

Rahmat mengatakan, secara global koleksi satwa merupakan cadangan saat alam membutuhkan dengan demikian kualitas pengelolaan satwa di setiap LK di berbagai wilayah mempertaruhkan nama baik dan citra bangsa Indonesia di mata dunia  sehingga harus menjadi prioritas utama.

“Tugas bersama seluruh jajaran Dewan Pengurus PKBSI untuk membantu LK yang tertinggal pengelolaannya serta membantu yang masih terbatas kemampuannya,” ujarnya. ***


Rep: Suparno Hadisaputro