Kian Sepi, Komisi X DPR RI Serap Aspirasi di Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut

KILASBANDUNGNEWS.COM  – Kian sepi, para pedagang Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut, Kota Bandung, curhat ke anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifah pada akhir Kamis (27/7/2023) lalu saat kunjungan dalam rangka reses.

Lokasi yang biasa dikenal pusat wisata belanja kerajinan sepatu, sandal, tas dan berbagai suvenir dari kulit. Ledia sempet mengunjungi beberapa sanggar kerja kerajinan kulit di sana.

Ledia bersama tim pendamping Kampung Wisata Kreatif Cibaduyut dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Ledia melakukan peninjauan dan menyerap aspirasi terkait perkembangan usaha mereka sebagai pelaku UMKM.

Kostaman, salah seorang pengelola kerajinan sepatu di Cibaduyut menyampaikan bagaimana produksi serta pendistribusian sepatu yang mereka produksi kian menurun dari tahun ke tahun dikarenakan banyaknya kehadiran produk dari luar negeri. Tak hanya itu, usaha yang dirintis oleh orangtuanya puluhan tahun silam dan kini dikelola bersama adiknya belum begitu menarik minat.

“Kedepan lebih berat lagi maka kami harus memikirkan kelangsungan usaha ini, terlebih mencari anak muda yang mau melanjutkan usaha kerajinan sepatu tidak mudah.” kata Kostaman.

Hal serupa disampaikan Asep, pengrajin kulit berlabel “NuBoga” yang konsen memproduksi tas, dompet dan suvenir kulit lainnya. Ia membenarkan kenyataan semakin berkurangnya generasi muda yang berminat melanjutkan usaha serta bagaimana meluaskan pemasaran. Tak hanya itu Asep juga menambahkan pentingnya adanya kelompok atau paguyuban pengrajin.

“Generasi muda yang minat jadi pengrjin kurang, jadi semakin berkurangnya paguyuban, lama-lama usaha ini bisa punah di masa depan.” ucapnya khawatir.

Ditempat yang sama tim pendamping Kampung Wisata Kreatif dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Rangga Wijaya dan Ratu Dika menyebutkan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan pamor Cibaduyut sebagai pilihan destinasi wisata adalah dengan memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM Cibaduyut sekaligus menawarkan program _walking tour_ bagi para wisatawan.

Rangga menjelaskan pendampingan mereka lakukan pada lima masalah utama yang umum dialami para pelaku UMKM yaitu persoalan produktifitas, generation gap, laporan keuangan, pengelolaan destinasi pariwisata, dan kelemahan content production dalam hal pemasaran produk.

Sementara tawaran program walking tour dengan mengunjungi bengkel atau sanggar kerja pengrajin akan memberi pengalaman berbeda pada para wisatawan. Para wisatawan bisa melihat bahkan belajar proses pembuatan kerajinan sepatu, tas atau jaket lantas bisa membeli produk para UMKM atau bahkan menjalin kerjasama untuk mebuat produk dengan brand mereka sendiri.

“Kami juga tengah berharap dan berupaya agar patung sepatu yang sempat dibongkar seiring pembangunan flyover Kopo bisa kembali dipasang, karena hal tersebut sudah menjadi ikon Sentra Sepatu Cibaduyut selama puluhan tahun.” lanjut Rangga.

Ledia menilai upaya mendukung para pelaku UMKM di Cibaduyut adalah satu langkah baik dari Pemda yang patut diapresiasi. Sekretaris Fraksi PKS DPR RI lantas menambahkan perlunya pula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung membangun komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

“Untuk memperolah kualitas produksi yang baik, meningkatkan daya saing, memperluas pasar tentunya diperlukan kriteria-kriteria khusus yang itu bisa dilakukan dengan memberikan pula semacam program pendampingan dan kemitraan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan kepada pelaku UMKM. Tak lupa juga dukungan dan pendampingan agar para pengrajin bisa memperoleh bahan baku lokal tanpa kesulitan. Bahan lokal yang dipadukan dengan pengerjaan yang rapi, detil dan teliti, tentu akan menghasilkan produk premium berkualitas terbaik yang bisa bernilai lebih. Baik untuk para pengrajin, pendapatan daerah, bahkan pendapatan negara saat menghasilkan ekspor.” ujarnya.

Aleg dapil Kota Bandung Kota Cimahi ini juga berjanji akan membawa aspirasi-aspirasi dari para pengrajin dalam rapat-rapat kerjanya bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai bentuk dukungan kepada pengrajin Cibaduyut.

“Ini adalah bagian dari tugas kami yang bermitra dengan Kemenparekraf, agar bisa menumbuhkan kehidupan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Bandung.” tutupnya. (Evy)