Gelar SP 2020 Lanjutan, BPS Jabar Turunkan 6.501 Petugas

KILASBANDUNGNEWS.COM – Sebanyak 527.456 rumah tangga di Jawa Barat akan menjadi sumpel dalam Sensus Penduduk 2020 lanjutan yang akan berlangsung mulai bulan Mei-Juni 2022.

Kepala Badan Pusat Statisik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, SP2020 lanjutan merupakan rangkaian dari agenda besar Sensus Penduduk 2020 di Indonesia

“SP 2020 lanjutan yang akan menghasilkan karakteristik penduduk dan perumahan, serta parameter demografi yang lebih lengkap, mencakup fertilitas, mortalitas, dan mobilitas,” kata Dyah, dalam Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Sensus Penduduk 2020 (SP2020), di Hotel Papandayan, Jumat (18/03/2022)

Menurut Dyah, misi besar SP2020 lanjutan merupakan benchmark indikator kependudukan Indonesia; potret demografi Indonesia setelah melewati gelombang ke-2 pandemi Covid-19; evaluasi capaian pembangunan di bidang kependudukan pada SDGs dan RPJMD, serta dasar penentuan kebijakan pembangunan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

“Dalam mencapai misi besar ini, BPS Jawa Barat akan menurunkan 6.501 petugas yang akan menyasar sampel sebanyak 527.456 rumah tangga,” kata Dyah.

“Data yang sudah dikumpulkan tidak akan bermakna jika tidak dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan dan dasar pengambilan kebijakan,” imbuhnya.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Rd Dewi Sartika memberikan apresiasi kegiatan Rakor dan Sosialisasi SP2020 yang hasilnya dipastikan sangat bermanfaat untuk menentukan arah kebijakan pemerintah daerah.

“Dengan sensus kita akan tahu data-data yang ada dilapangan, untuk nantinya kita membuat kebijakan sesuai kebutuhan dilapangan,” katanya.

Sejumlah pembicara akan memberikan berbagai materi, diantaranya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Nina Susana Dewi, yang menyampaikan materi terkait pemanfaatan data mortalitas di bidang kesehatan.

“Data kelahiran dan kematian penting keberadaannya dalam pelaksanaan program kesehatan. Untuk itu, berbagai regulasi dan program intervensi digulirkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Sedangkan pemateri lain, yaitu Dr. Drs. Wahidin, M.Kes, menjelaskan terkait pemanfaatan parameter demografi dalam program pembangunan kependudukan dan keluarga berencana. (Parno)