2 Misi Gagal Atlet Indonesia Terganjal Covid-19

KILASBANDUNGNEWS.COM – Ajang olahraga internasional di masa pandemi Covid-19 menghadirkan getir bagi atlet-atlet Indonesia yang tengah berjuang menorehkan prestasi.
Covid-19 membuat denyut olahraga nasional dan internasional berhenti pada 2020. Berbagai agenda disetop dan ditunda.

Seiring waktu, dunia olahraga memberanikan diri menggelar kembali roda kompetisi. Termasuk di beberapa ajang yang diikuti atlet-atlet Indonesia.
Ada beberapa perwakilan Indonesia yang berhasil mengibarkan Merah Putih, seperti ketika Greysia Polii/Apriyani Rahayu juara di Yonex Thailand Open 2021. Begitu pula dengan keberhasilan Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin menguasai ajang IFSC Climbing World Cup.

Namun selain itu ada pula yang harus melupakan ambisi menjadi juara, seperti yang baru saja dialami atlet-atlet catur Indonesia di Piala Dunia 2021.

Indonesia hanya bisa menampilkan tiga atlet dari empat yang direncanakan tampil. M Ervan dinyatakan positif Covid-19. Memasuki babak kedua, giliran Susanto Megaranto yang harus rontok karena divonis positif Covid-19 setelah menjalani tes.

Situasi tersebut membuat dua atlet Indonesia tersisa, Irene Kharisma Sukandar dan Medina Warda Aulia, diwajibkan tes PCR. Kendati hasilnya diketahui negatif, kedua pecatur bergelar International Master itu memilih mengundurkan diri.

Dalam cuitan di Twitter, Irene menjelaskan keputusan tersebut diambil demi keamanan dan keselamatan para peserta.

Langkah sukarela tersebut harus dibarengi dengan kekecewaan. Rasa ketidakpuasan yang sama sudah lebih dulu dirasakan wakil-wakil Indonesia yang tampil di turnamen badminton All England.

Dalam salah satu kejuaraan badminton termasyhur di dunia tersebut, atlet-atlet Indonesia dipaksa mundur dari All England karena pihak National Health Service di Inggris menyatakan rombongan tim berada satu pesawat dengan penumpang yang positif Covid-19.

Agak mirip dengan yang terjadi di Piala Dunia Catur, atlet Indonesia sudah menjalani pertandingan terlebih dahulu.
Hanya saja yang berbeda adalah di Piala Dunia catur, tes PCR berlangsung setiap hari. Sementara di All England, tes PCR hanya berlangsung pada saat tiba di Birmingham.

Situasi yang dihadapi atlet-atlet Indonesia di Piala Dunia catur dan All England bisa menjadi pelajaran berharga jelang keikutsertaaan wakil-wakil Indonesia di Olimpiade 2020. (Sumber : cnnindonesia.com)