Tangani Sampah Plastik dan Elektronik dengan Bussekel

Bandung – Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Bojongloa Kaler memiliki program inovatif untuk mengatasi persoalan sampah. Program bernama Bussekel atau “Buanglah Segala Sampah Elektronik dan Plastik ke Kelurahan”.

Program yang baru berlangsung tiga bulan itu telah berdampak positif bagi lingkungan sekaligus kehidupan sosial masyarakat.

Camat Kecamatan Bojongloa Kaler, Eka Taufik Hidayat menuturkan, program Bussekel mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah-sampah anorganik di lingkungan mereka. Tim Bussekel bahkan telah membuat nota kesepahaman dengan sekolah-sekolah dan unit-unit usaha yang ada di Kelurahan Sukahaji.

“Kita buat MoU dengan sekolah, Polsek, dan perusahaan-perusahaan di yang ada di kelurahan. Ini langkah baik untuk mengurangi sampah anorganik,” ungkap Eka dalam Bandung Menjawab di Media Lounge Balai Kota Bandung, Selasa (21/8/2018).

Lurah Sukaasih, Ade Rahayu menuturkan, kehadiran program itu karena dipicu oleh keresahan masyarakat dan tim Gober Sukaasih. Mereka banyak menemukan sampah plastik saat membersihkan lingkungan. Hal itu sangat mencemari lingkungan.

“Maka kami berinisiatif bahwa sampah itu harus bisa dikoordinir dan dikelola di kelurahan,” tutur Ade.

Sampah-sampah yang berada di lingkungan sekolah, kantor, dan unit-unit usaha setiap hari dikumpulkan melalui karung-karung yang dibagikan oleh kelurahan. Saat sudah penuh, karung-karung berisi sampah itu lantas dibawa ke kelurahan untuk dipilah. Setelah itu, kelurahan akan menjual sampah itu kepada bandar yang terletak di wilayah Babakan Ciparay.

“Hasil penjualannya, sekitar 30 persen untuk operasional, 30 persen untuk perlengkapan, dan 40 persen untuk santunan,” katanya.

Ade menambahkan, masyarakat bahkan tidak perlu mengantar sampah itu ke kelurahan. Ia sudah menyiapkan tim yang akan menjemput sampah itu saat dikontak oleh warga yang membutuhkan.

“Bisa via Whatsapp. Nanti hubungi aja, sampahnya kita jemput,” ujarnya.

Pihaknya kini bahkan tengah mengembangkan aplikasi android agar penjemputan sampah juga bisa lebih mudah.

“Sistemnya kayak gojek nanti,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Kelurahan Sukaasih juga melakukan inovasi lain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengelola sampah. Warga Sukaasih wajib membawa sampah anorganik bila akan meminta layanan di kelurahan.

“Kalau tidak bawa sampah, tidak kita layani. Jadi mendidik mereka juga untuk sadar bahwa sampah tidak melulu menjadi beban tetapi juga bisa bernilai sedekah,” ucap Ade.***