Perkuat Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren, BI Bantu Sarana Digital Farming

KILASBANDUNGNEWS.COM – Dalam rangka pemulihan ekonomi daerah, Bank Indonesia Jawa Barat secara konsisten terus mengimplementasikan rekomendasi 5 kunci utama pemulihan ekonomi Jawa Barat, yaitu membangun optimisme masyarakat terhadap proses pemulihan ekonomi, menjaga keberimbangan pasar dan kelancaran mekanisme  pertemuan antara sisi permintaan dan sisi pasokan, penguatan sisi supply, penguatan sisi demand dan mendukung percepatan digitalisasi ekonomi.

Sejalan dengan rekomendasi ketiga yang dilakukan melalui pengembangan UMKM dan pondok pesantren sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, serta didukung oleh rekomendasi kelima, Bank Indonesia Jawa Barat menyerahkan bantuan sarana dan prasarana pertanian dan perikanan untuk mendukung implementasi digital farming berupa greenhouse, screenhouse dan sarana budidaya lobster kepada 4 pondok pesantren di wilayah Bogor dan Depok.

Penyerahan bantuan dilakukan di Pondok Pesantren Al Ghazaly, Bogor, dan diterima langsung oleh Pimpinan Ponpes Al Ghazaly, Ponpes Darul Fallah, Ponpes Nurul Ihya dan Ponpes Hidayatullah. Hadir dalam acara, Menteri Pertanian, Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H beserta jajaran Dirjen di lingkungan Kementerian Pertanian; Walikota Bogor, Dr. H. Bima Arya Sugiarto, S.HUM., M.A.; dan Anggota Komisi XI DPR-RI, H. Ecky Awal Mucharam.

Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Herawanto mengatakan, melalui bantuan sarana dan prasarana pertanian dan perikanan yang diberikan, diharapkan mampu mendorong peningkatan kemandirian ekonomi pesantren sehingga dapat lebih berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Pondok pesantren mampu berperan dalam menciptakan kemandirian pangan sebagai salah satu kesiapan dalam menghadapi kemungkinan krisis pangan sebagaimana peringatan FAO pada awal 2020 lalu,” kata Herawanto, Minggu (21/02/2021).

Herawanto menambahkan, pengembangan kemandirian ekonomi pondok pesantren merupakan bagian dari konsep ekonomi dan keuangan yang berlandaskan pada nilai dan prinsip syariah yang pada dasarnya adalah konsep inklusif dan universal sesuai dengan prinsip Rahmatan Lil’ Alamin, melibatkan seluruh lapisan masyarakat tanpa sekat-sekat SARA yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dalam era pemanfaatan teknologi digital seperti saat ini, proses pengembangan ekonomi pesantren dilakukan secara end to end dengan bercirikan pemanfaatan digital baik dalam aktivitas usaha, termasuk dalam transaksi pembayaran,” ucapnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan ekonomi pondok pesantren melalui berbagai sinergi dan kolaborasi dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus pengendalian inflasi yang utamanya dilakukan di Ponpes Al Ghazaly.

“Saya akan mengajak seluruh jajaran kementerian pertanian untuk juga turut mendukung pengembangan digital farming di lingkungan pondok pesantren,” imbuhnya.

Sedangkan Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto dan Anggota Komisi XI DPR RI, Ecky Awal Mucharam, juga menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat yang senantiasa menjadi mitra strategis pemerintah, khususnya kota Bogor, dalam upaya pengembangan ekonomi dan pengendalian inflasi di wilayah Bogor, tentunya dengan senantiasa mengedepankan pemanfaatan digital guna efisiensi dan efektivitasnya. (Parno)