KILASBANDUNGNEWS.COM – PD Pasar Bermartabat Kota Bandung akan melanjutkan revitalisasi dan rehabilitasi pasar milik Pemerintah Kota (Pemkot Bandung). Untuk tahun 2021, PD Pasar akan merevitalisasi sejumlah pasar.
Revitalisasi di antaranya di Pasar Gedebage di Los ABCD, Pasar Sarijadi, dan Pasar Kosambi di lantai dasar basement. Ada juga Pasar Sederhana dan Pasar Cihaurgeulis sampai saat ini masih proses.
Sedangkan rehabilitasi pasar di antaranya di Pasar Cijerah, Penyelesaian pasar Cihaurgeulis juga dan perbaikan pasar Sadang Serang dan Pasar Sederhana.
“Revitalisasi dan rehabilitasi dari modal penyertaan Pemkot Bandung,” kata Direktur Utama PD Pasar Bermartabat Kota Bandung, Herry Hermawan pada Program Bandung Menjawab di Balaikota Bandung, Senin (23/11/2020).
“Fokus kami untuk mempercepat proses penyelesaian, yang sudah selesai tinggal optimalisasi pemanfaatan saja,” imbuhnya.
Menurut Herry, dari 37 pasar ada tradisional, 30 unit masih pasar tradisional dan 7 unit dikelolakan bersama dengan mitra.
“Pasar semi modern yang bekerja sama dengan mitra di antaranya Baltos ITC, Pasar Gedebage dan Pasar Kosambi,” katanya.
Meski pun dana terbatas, namun PD Pasar terus berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatannya.
“Dalam kondisi sekarang, keterbatasan dana untuk perbaikan infrastruktur. Tahun depan kita lebih mengoptimalkan pasar. Tidak ada lagi pedagang yang berjualan di luar, semua ruang-ruang yang ada di dalam pasar itu terisi,” ungkapnya.
Tantangan saat ini, kata Herry yaitu mengisi lapak yang masih kosong di pasar. Agar pendapat dan pemanfaatan lebih baik lagi.
“Kondisi itu hampir di semua pasar. Walaupun dari sisi presentase ada sekitar 71 persen yang sudah terisi, tantangannya adalah bagaimana ruang-ruang dagang yang kosong bisa terisi,” tuturnya.
“Caranya adalah membuat suatu kondisi yang nyaman buat pedagang. Termasuk kita berikan diskon supaya pedagang ini masuk. Setelah itu mereka akan merasakan bagaimana berjualan di dalam.”
Herry mengatakan, upaya yang bakal dilakukan termasuk juga merangkul PKL agar masuk ke dalam pasar. Sehingga tidak menjamur di pinggir jalan.
“Pertama, mereka berdagang di jalan karena lebih dekat dengan konsumen.
Kedua, harga bayar di jualan di dalam pasar itu mahal, padahal mereka jualan di luar pun harus bayar juga dan itu bisa lebih mahal,” jelasnya.
“Kalau di dalam pasar itu cuma Rp. 3.800, kalau di luar bisa Rp. 10.000 sehari, tapi entah mereka masih membayar juga. Ketiga kondisi ini membuat iri bagi pedagang lain,” lanjutnya.
Herry mengungkapkan, saat ini di seluruh pasar di Kota Bandung terdapat 24.000 ruang dagang. Namun sampai ini, baru terisi sekitar 17.000 ruang dagang.
“Tahun ini sudah dicoba beberapa kali memindahkan pedagang supaya masuk ke dalam. Saya tidak muluk-muluk, tahun depan bisa terisi,” harapnya. (rls)