Inflasi Jabar Sentuh 3,5 Persen

Ilustrasi inflasi. (Foto: Istimewa)

Bandung – Bank Indonesia mencatat pada Oktober 2018, inflasi Jawa Barat berada dalam kisaran sasaran 3,5 persen atau lebih tinggi dibandingkan nasional.

Inflasi tahun ke tahun Jawa Barat pada Oktober 2018 mencapai 3,48 persen atau lebih tinggi daripada nasional sebesar 3,16 persen.

Secara bulanan, Jawa Barat mengalami inflasi 0,29 persen yang didorong terutama oleh peningkatan harga bensin, cabai merah, batu bata, pasir dan jeruk.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Barat, Doni P. Joewono, dari tujuh kota perhitungan inflasi di Jawa Barat, yang mengalami inflasi bulanan tertinggi di Kota Bandung sebesar 0,50 persen. Sedangkan dari sisi inflasi tahun ke tahun, inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi 3,84 persen dan terendah di Kota Tasikmalaya 2,43 persen.

“Inflasi tahunan Jabar lebih tinggi daripada provinsi lain di Jawa. Inflasi terendah adalah di DIY 2,74 persen dan tertinggi Jawa Barat 3,48 persen,” kata Doni, kepada wartawan di Kantor Perwakilan BI Jabar, Rabu (7/11/2018).

Doni mengatakan, beberapa risiko inflasi hingga akhir tahun antara lain kenaikan harga BBM non subsidi yang merupakan dampak dari harga minyak mentah dunia yang terus meningkat, kenaikan biaya transportasi dan beberapa jenis komoditas pangan.

“Untuk mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional 3,5 persen, Tim Pengendalian Inflasi di Jabar telah menyusun aksi nyata/strategi sesuai dengan roadmap TPID, yaitu kerjasama antar daerah khususnya dengan DKI Jakarta dan Banten, optimalisasi Sistem Resi Gudang di Indramayu dan Subang, optimalisasi satgas pangan untuk menjaga kelancaran pasokan dan distribusi serta bantuan armada angkut untuk TPID Kota Bandung,” jelasnya.

Doni menyatakan, dengan perkembangan tersebut, inflasi Jabar hingga akhir tahun 2018 diperkirakan tetap terkendali dalam rentang sasaran inflasi nasional 3,5 persen, sebagaimana di level nasional.

Upaya lainnya terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah, guna mengendalikan inflasi terjaga pada level yang rendah dan stabil.***


Rep: Suparno Hadisaputro