Akademi Citarum Gandeng Mahasiswa Lestarikan Lingkungan

Bandung – Akademi Citarum yang berisikan sejumlah pemerhati lingkungan termasuk para mahasiswa, berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, khususnya lingkungan di daerah resapan air di Jawa Barat yang saat ini kondisinya mulai kritis.

Penggagas Akademi Citarum, Mastok Setyanto mengatakan, Akademi Citarum merupakan wadah bagi anak-anak muda kreatif dan inovatif yang selama ini masih minim dalam memahami lingkungan.

“Kita mengumpulkan anak-anak muda,  yang selama ini kalau ngomong lingkungan sangat minim, ini kita ajak untuk bergabung dan langsung mereka terjun ke lapangan,” ucapnya.

Menurut Mastok, ada 3 program yang dilakukan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, di antaranya program Tabungan Hijau, berupa hasil produktif berbasis bambu.

“Kita ajak mereka mulai dari membuat bibit, menanam hingga sampai mereka bisa bersekolah dengan dibiayai oleh bambu yang ditanam,” kata Mastok, dalam diskusi di Bandung Zoo, Rabu (5/12/2018).

Mastok menyatakan, program yang akan dilakukan juga terkait dengan penyelamatan kampung, karena melalui program ini diupayakan memetakan potensi desa, bukan saja bencananya tapi potensi yang bisa dikembangkan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

“Program ini supaya generasi muda di kampung nanti akan tahu setelah potensi desanya, dan mereka tidak akan kemana-mana karena suasana akan difasilitasi oleh Bungdes sesuai dengan Undang-undang Desa tahun 2014, inilah yang nanti kita dorong,” jelasnya.

Selain itu menurut Mastok, edukasi tentang lingkungan juga menjadi program Akademi Citarum dalam bentuk para mahasiswa dan warga sekitar akan diberi pemahaman tentang pengelolaan lingkungan minimal di daerahnya masing-masing untuk selanjutnya ditularkan kepada yang lain.

“Sekarang adik-adik kita itu minim sekali, mereka berbuat untuk lingkungan kecilnya, nah ini kita kenalkan mereka harus paham paling tidak belajar vegetasi dan menularkan di kampus dengan harapan program ini nantinya di 2021 Jabar sudah menjadi tolak ukur dalam pelestarian lingkungan,” pungkasnya.***


Rep: Suparno Hadisaputro