13 Kabupaten di Jabar Kasus Stunting Tinggi

Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil. (Foto: Suparno-prssnibandung)

Bandung – Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil meminta kepada Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat untuk bisa menyebarluaskan program OMABA (Ojek Makanan Balita) ke seluruh wilayah di Jawa Barat yang berfungsi mengirim makanan-makanan bergizi bagi anak-anak bergizi buruk.

“Kami titip ke ibu Atalia (Ketua TP PKK) Jabar, program OMABA itu harus disebarluaskan ke seluruh Jabar. Kita investasi di motornya mengirim makanan-makanan bergizi untuk yang emergensi, yang gizi buruknya ekstrim,” ucap Gubernur, di acara Pencegahan Stunting tingkat Provinsi Jawa Barat, di Lapangan Gasibu, Bandung, Minggu (18/11/2018).

Menurut Gubernur, ada 13 kabupaten di Jawa Barat yang akan diintervensi program stunting untuk lebih maksimal, yaitu di Kabupaten Bogor, Kab. Sukabumi, Kab. Cianjur, Kab. Garut, Kab. Bandung dan Kab. Tasikmalaya. Selain itu ada juga Kab. Kuningan, Kab. Cirebon, Kab. Sumedang, Kab. Indramayu, Kab. Subang, Kab. Karawang dan Kabupatem Bandung Barat.

“Garut adalah wilayah yang stuntingnya paling tinggi di Jabar. Jadi artinya kalau kita bekerja fokus kepada yang paling membutuhkan, artinya karena stunting di Garut 43 persen, maka atensi dua tahun pertama tolong, dilebihkan untuk kabupaten Garut, di urut dari yang paling tinggi maka subsidi program juga diberikan dua kali lipat, satu setengah kali lipat, jangan disamaratakan , management samarata ini sudah saya hitung tidak menyelesaikan percepatan,” jelasnya.

Gubernur menyatakan, percepatan penurunan stunting bisa dimulai melalui pendidikan. Para ahli gizi menyiapkan pola menu yang sederhana makanannya tapi bisa menjadi sebuah ilmu bagi masyarakat. Kemudian memberikan suplemen gizi dan surveilance gizi. Gubernur berharap dengan cara tersebut stunting bisa dihilangkan.

“Stunting ini keliatannya di usia 2 tahun, jadi kalau dalam kandungannya kurang gizi akan berdampak pada anak, maksimalkan proses edukasi di media media yang mudah di capai di desa-desa melalui televisi dan radio,” tuturnya.***


Rep: Suparno Hadisaputro