Warga Rancasari Memilah Sampah Jadi Lima Kategori

Camat Rancasari, Sri Kurniasih (kanan) dalam Bandung Menjawab di Media Lounge Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (23/10/2018). (Foto: Humas Pemkot Bandung)

Bandung – Rancasari telah dinobatkan sebagai kecamatan ramah lingkungan. Penyematan itu tidak salah mengingat Rancasari sudah menerapkan prinsip pengelolaan lingkungan yang terstruktur dan masif hingga ke level kewilayahan terkecil.

Camat Rancasari, Sri Kurniasih mengemukakan, di wilayahnya yang berpenduduk 66 ribu jiwa, sampah sudah dipilah menjadi lima kategori. Kelimanya yaitu sampah organik, sampah guna ulang, sampah yang dapat didaur ulang, sampah residu, dan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

“Apa yang kami lakukan sangat sejalan dengan program pak Wali Kota yakni Gerakan Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan),” ungkapnya dalam Bandung Menjawab di Media Lounge Balaikota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (23/10/2018).

Program pemilahan lima kategori sampah, akunya, sudah berlangsung sejak 2017 lalu. Berawal dari semangat untuk menjadikan kantor kecamatan Rancasari sesuai dengan program eco office. Karyawan karyawati kecamatan sudah memilah di rumah masing-masing.

“Kami pun sudah menyosialisasikannya kepada masyarakat. Kantor kami bahkan menjadi pusat edukasi masyarakat. Anak-anak PAUD atau TK biasanya datang ke untuk pengenalan lingkungan,” katanya.

“Anak-anak bermain termasuk mempelajari pengolahan sampah. Karena di kami sudah ada alat pengelolaan sampah, ada untuk membuat biopori dan komposter sampah,” lanjut Sri.

Untuk menyukseskan program ini, pihaknya sudah mendorong setiap RW agar ada pemilahan lima kategori sampah. Bahkan Kecamatan Rancasari mendorong RW membangun bank sampah.

“Kami sudah punya empat kawasan bebas sampah di empat RW di Kelurahan Manjahlega dan Derwati. Targetnya semua RW jadi kawasan bebas sampah,” sambung Camat.

Dalam rangka semakin memasifkan program itu sekaligus mendukung program 100 hari kerja wali kota baru, pihaknya akan meresmikan sejumlah gerakan pada 6 November 2018 mendatang yang salah satunya adalah gerakan Kang Pisman.

“Harapannya dalam gerakan pemilahan sampah terutama sekarang ada gerakan Kang Pisman partisipasi masyarakat bisa semakin meningkat sehingga semakin banyak kawasan bebas sampah di wilayah kami,” imbuh Sri.***