Bandung – Untuk membantu menyelesaikan masalah sampah di Kota Bandung, Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta menggelar seminar sekaligus pelatihan Peuyeumisasi dan Gasifikasi. Keduanya merupakan solusi nyata pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi energi.
Ketua Sekolah STT PLN, Supriadi Legino menjelaskan, peyeumisasi merupakan pengolahan sampah menjadi energi tanpa pemilahan sampah. Sampah diolah melalui proses fermentasi dan composting.
“Sampah yang diproses tidak hanya bahan sampah organik saja, melainkan semua jenis bahan yang ada dalam sampah,” jelas Supriadi di sela-sela seminar peuyeumisasi dan gasifikasi sebagai solusi nyata pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi energi, di PT Hariff Daya Tinggal Engineering, Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Kamis, (6/12/2018).
Supriadi mengungkapkan, setiap manusia memproduksi sampah sekitar 0,5-0,9 kg per hari. Dari data tersebut, pihaknya melakukan studi dengan sampah mengahasilkan ‘pelet’ dalam waktu kurang dari 10 hari dengan proses peuyeumisasi.
“Sampah menjadi energi terbarukan dan paling cepat siklus produksinya melalui proses peuyeumisasi,” ujarnya. Seperti di lansir Kabag Humas Sekda Kota Bandung
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana yang hadir pada kegiatan tersebut mengapresiasi pengelolaan sampah tersebut.
“Luar biasa semua sampah bisa dipeyeum dan menghasilkan energi,” ujarnya.
“Hari ini ada pengetahuan baru. Sampah bisa diselesaikan sampah itu sendiri. Menciptakan sesuatu dan ada solusinya. Apa yang sudah dilakukan hari ini bisa diimplementasikan,” lanjut Yana seperti dilansir Humas Pemkot Bandung.
Menurutnya, semakin banyak inovasi di bidang lingkungan maka akan semakin baik. Apalagi saat ini Pemerintah Kota Bandung tengah menggiatkan program Kangpisman (Kurangi, pisahkan dan manfaatkan).
“Program ini (Kangpisman) kita kampanyekan, sehingga sampah bisa diolah dari sumbernya. Mudah- mudahan dengan berbagai inovasi bisa bermanfaat. Bisa kita duplikasi sehingga bermanfaat bagi semua,” harapnya.
Kota Bandung dengan jumlah penduduk 2,4 juta jiwa, setiap harinya menghasilkan sampah 1500 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 1200 ton terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan sisanya yang menjadi pemikiran masyarakat untuk diolah menjadi manfaat.***