Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung, Faisal.

Bandung – Sebanyak 35 pengelola wisata dari beberapa provinsi di Indonesia, 67 agen wisata lokal dan 8 agen wisata macanegara diantaranya dari Malaysia, Thailand, Australia dan Singapura mengikuti “Travel Mart 2019” yang digelar Mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung.

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung, Faisal mengatakan, kegiatan yang digelar di Dome Malabar STP NHI Bandung, mulai Rabu (24/4) hingga Kamis (25/4) merupakan sebuah travel trade exhibition-featuring networking and contrading opportunities.

“Tujuan“Travel Mart 2019” untuk membantu para pelaku bisnis perjalanan serta bisnis pariwisata yang menjadi tempat dalam mengambil keputusan memilih produk wisata, mempertemukan klien baru, memperluas jaringan para sellers maupun buyers dan terjalinnya hubungan kerja baru ataupun memperkuat bisnis yang sudah pernah terjalin sebelumnya,” ucapnya.

Faisal berharap kegiatan “Travel Mart 2019” yang mengusung tema “The Authenticity of Indonesia,” menjadi role model dan media bagi para pebisnis travel dalam rangka untuk meningkatkan jumlah transaksi bisnis antara seller dan buyer

“Kita berhara bahwa ini menjadi role model untuk di daerah-daerah yang lain,” kata Faisal, usai pembukaan “Travel Mart 2019” di Dome Malabar STP NHI Bandung, Rabu (24/4/2019).

Travel Mart ke-22 mempromosikan keunikan serta kekhasan Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Indonesia dengan dua program utama yaitu hari pertama dikemas dalam bentuk system B2B (Business To Business) dimana mempertemukan para seller dan buyer secara langsung untuk bertukar informasi mengenai produk yang dimiliki.

Pertemuan tersebut diatur dengan system Round Robin Table Top dengan tujuan menciptakan komunikasi serta hubungan kerja bisnis yang efektif dengan mempertemukan kurang lebih 36 Domestic Sellers yang terdiri dari Airline, Hotel, Atraksi Wisata dan pelaku industri perjalanan dari 12 provinsi di Indonesia.

Sedangkan pada hari kedua acara ini terbuka untuk masyarakat umum (Public Hour) atau disebut B2C (Business To Customer) dimana pengunjung akan mendapatkan informasi seputar produk perjalanan wisata yang mereka butuhkan.***


Rep: Suparno Hadisaputro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.