Bandung – Penjabat Sementara Wali Kota Bandung, Muhamad Solihin menegaskan, persepsi masyarakat yang keliru tentang rokok harus segera diluruskan. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan sulit untuk menurunkan pengguna rokok di Indonesia.
Solihin secara tegas tidak setuju dengan iklan rokok yang dipersepsikan hanya untuk orang dewasa. Padahal, iklan tersebut banyak tersebar di mana saja dan bisa memapar siapa saja.
“Enggak. Tidak bisa. Itu kalau sudah terpampang (iklan, red) anak kecil juga bisa baca. Itu bisa mempengaruhi cara berpikir mereka,” katanya dalam peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, di Taman Film, Jln. Tamansari, Kota Bandung, Minggu (27/5/2018).
Fakta menunjukkan bahwa perokok usia 15 tahun terus meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia, tahun ini saja jumlahnya lebih tinggi 32,3 persen dibandingkan tahun lalu.
Solihin sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran publik akan bahaya rokok. Ini merupakan bukti, Pemkot Bandung memiliki komitmen yang sama dalam memberantas rokok.
“Kami berharap ini bukan acara seremonial biasa. Tetapi acara yang membangkitkan semangat untuk ‘Katakan tidak pada rokok!’ Karena rokok tidak menghasilkan zat yang bermanfaat,” ujarnya.
Acara peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Taman Film diiisi dengan penampilan seni instalasi yang menggabungkan antara kolase dan mural hasil karya seniman nasional Ika Vantiani. Ada tujuh tema yang diangkat yang merupakan tujuh kebohongan industri rokok yang harus diketahui masyarakat.
Tema tersebut adalah, “Iklan rokok hanya untuk orang dewasa”, “Pelarangan iklan rokok mengurangi Pendapatan Asli Daerah”, “Penaikan suku pajak akan membunuh para petani dan pekerja tembakau”, “Industri rokok peduli terhadap generasi masa depan”, “Merokok adalah Hak Asasi Manusia”, “Tembakau tidak adiktif”, dan “Industri rokok menciptakan para juara”.***