Bandung – Baru sehari dilantik, Forum Bandung Sehat (FBS) langsung menerima Tim Verifikator Kota Sehat Provinsi Jawa Barat di Pendopo Kota Bandung, Jumat (24/1/2019). Tim ini hadir untuk memberikan pembinaan dan arahan tentang komponen dan indikator kota sehat yang dirilis oleh pemerintah pusat.
Ketua Umum FBS, Siti Muntamah Oded mengungkapkan akan langsung tancap gas mempersiapkan persyaratan dan komponen penilaian kota sehat untuk mempertahankan piala Swasti Saba Wistara. Kota Bandung meraih piala teraebut pada tahun 2018 lalu.
“Ini adalah bagian dari ikhtiar kita dalam menghadirkan Kota Bandung yang unggul, nyaman, sejahtera, dan agamis dalam lingkup kenyamanan dan terukur dari indikator yang sudah ditetapkan oleh Kementerian PANRB dan Kementerian Kesehatan,” ucap Siti yang lebih akrab disapa Umi.
Umi mengaku harus berjuang ekstra keras karena hanya memiliki waktu kurang dari satu bulan untuk menginventarisasi dokumen yang belum terhimpun oleh kepengurusan sebelumnya. Terlebih lagi, tahun ini Kota Bandung menambah komponen penilaian, yaitu tatanan transportasi sehat yang baru pertama kali ada.
Secara umum, pemerintah pusat akan menilai tujuh tatanan. Ketujuhnya yaitu Tatanan Kawasan Pemukiman, Sarana, dan Prasarana Sehat; Tatanan Masyarakat Sehat dan Mandiri; Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi; Tatanan Pariwisata Sehat; Tatanan Kehidupan Sosial Sehat; Tatanan Industri dan Perkantoran Sehat; serta komponen terbaru adalah Tatanan Kawasan Tertib Lalu Lintas dan Pelayanan Transportasi.
Namun meskipun ada komponen baru yang tidak digarap tahun sebelumnya, Umi tak khawatir. Sebab pada prinsipnya Kota Bandung telah melaksanakan seluruh kegiatan yang tercantum dalam indikator transportasi sehat. Apalagi, Kota Bandung menjadi satu dari sepuluh negara di dunia yang mendapatkan hibah dari Bloomberg Philanthropies di bidang keselamatan di jalan raya.
“Kalau melihat komponen tentang tatanan transportasi sehat, Kota Bandung relatif sudah aman karena Kota Bandung sendiri sudah mendapatkan penghargaan IRSA (Indonesia Road Safety Award), yaitu penghargaan sangat bergengsi yang berkaitan dengan transportasi,” ujar Umi.
Seperti dilansir Humas Pemkot Bandung, Kota Bandung menjadi Pemenang Utama IRSA 2018 dengan meraih 6 kategori penghargaan. IRSA sendiri merupakan anugerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan sebagai wujud apresiasi terhadap kinerja kota dan kabupaten dalam penerapan progran tata kelola keselamatan jalan terbaik di wilayahnya. Pada ajang tersebut, Kota Bandung dinilai berhasil menerapkan tata kelola keselamatan jalan sehingga layak mendapat penghargaan.
Dari lima pilar yang dilombakan pada IRSA 2018, Kota Bandung meraih penghargaan di dua pilar, yaitu pilar Jalan yang Berkeselamatan serta pilar Penanganan Pra dan Pasca-Kecelakaan. Kota Bandung juga menerima dua penghargaan khusus, yaitu penghargaan sebagai Kota Dengan Program Inovasi Terbaik Dalam Upaya Meningkatkan Tata Kelola Keselamatan Jalan dan penghargaan untuk Kota Terrbaik pada Program Edukasi Keselamatan Jalan. Selain itu, Kota Bandung menjadi finalis untuk Kategori Kota dengan Tingkat Kepadatan Penduduk Tinggi.
“Saya juga melihat Kota Bandung itu komunitasnya banyak yang menunjang transportasi sehat, transportasi yang membuat pemakainya sehat dan orang yang di sekitranya juga sehat. Salah satunya adalah bike to school, walk to school, ontel, bikers,dan lain-lain. Ini perlu kita apresiasi,” katanya.
Tak sekadar memberikan fasilitas transportasi yang lebih menyehatkan, hal yang lebih penting menurut Umi adalah hadirnya perubahan pola pikir masyarakat yang lebih menyadari pentingnya penggunaan moda transportasi yang lebih ramah lingkungan.
“Komitmen dari Dinas Perhubungan bukan hanya menghadirkan (transportasi) yang tidak macet dan lebih sehat tetapi memindahkan zona budaya warga kota Bandung untuk mencintai berjalan dan bersepeda yang akan menjadi transportasi alternatif di masa yang akan datang,” imbuh ibu tujuh orang putri itu.***