Rumah Cemara Menuju HWC 2019

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana melepas keberangkatan tim Rumah Cemara di Balai Kota Bandung, Jumat (19/7/2019). Rumah Cemara akan mewakili Indonesia di Homeless World Cup (HWC) 2019, ajang turnamen sepak bola bagi tunawisma serta orang-orang terpinggirkan yang berlangsung di Cardiff, Wales, Britania Raya, 27 Juli-3 Agustus 2019.

Bandung – Keberangkatan Rumah Cemara menuju Homeless World Cup (HWC) 2019 tinggal menghitung hari. Tim yang mewakili Indonesia di ajang turnamen sepak bola bagi tunawisma serta orang-orang terpinggirkan itu akan ke Cardiff, Wales, Britania Raya, 27 Juli-3 Agustus 2019.

Ini merupakan tahun kesembilan keikutsertaan Rumah Cemara di ajang ini. Tahun ini juga merupakan titik balik komunitas yang kini dipimpin oleh Aditia Taslim itu.

Adit menuturkan, tahun ini pihaknya tak menetapkan target apapun dalam agenda tahunan dunia itu. Bukan berarti ia tak optimis dapat membawa kemenangan bagi Indonesia, melainkan ada hal yang lebih besar yang ingin ia dan timnya peroleh dari ajang tersebut.

“Kami tidak akan menetapkan target apapun untuk prestasi. (Ajang) ini adalah kesempatan untuk mengubah hidup mereka semuanya. Targetnya itu aja, ada perubahan dalam hidupnya pribadi,” ungkap Adit usai menemui Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Jumat (19/7/2019).

Oleh karena itu, Adit memberikan prioritas kepada konstituen Rumah Cemara untuk mendapatkan kesempatan mengikuti HWC. Sebab, setiap orang hanya bisa mengikuti HWC sekali seumur hidup sebagai pemain. Tahun ini, Adit cukup selektif menentukan siapa saja yang bisa berangkat dan tampil di laga internasional itu.

“Tahun ini fokus mengembalikan nilai Homeless World Cup ke asalnya. Artinya memberikan kesempatan kepada orang-orang yang layak menerima kesempatan sekali seumur hidup,” katanya.

Ia pun menyebutkan konstituen Rumah Cemara yang mendapatkan prioritas kesempatan itu, mulai dari Orang Dengan HIV/AIDS hingga pecandu narkoba.

“Orang Dengan HIV/AIDS dan populasi kunci yang terdampak HIV/AIDS, yaitu pengguna NAPZA, pekerja seks, perempuan yang beresiko tinggi terkena HIV, lelaki gay, dan lesbian,” sebutnya.

Kendati begitu, Timnas Indonesia dalam HWC sebelumnya kerap menorehkan prestasi yang cukup membanggakan. Prestasi tersebut meningkat dari tahun ke tahun.

Pada HWC tahun 2018, Timnas Indonesia diberi penghargaan Richard Ishmail Fair Play Award karena tak pernah mendapat kartu kuning dan melemparkan protes kepada wasit. Sebuah penghargaan yang belum pernah diperoleh Timnas Indonesia sebelumnya.

Di periode yang sama, tim ini juga menduduki peringkat ke-10 dari 47 negara peserta. Bukan prestasi yang main-main. Tim tersebut berhasil membantai tim Perancis dengan skor 2-9 di babak-babak awal.

Pilihan Rumah Cemara untuk mengembalikan kursi prioritas kepada konstituen juga diapresiasi Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. Ia berharap seluruh tim yang dilatih oleh Albert Rudiana dan Bogiem sofyan selaku asisten pelatih itu bisa mendapatkan hikmah dari keberangkatan mereka.

“Satu hal yang baik karena ini pengalaman sekali seumur hidup . Saya berharap temen-temen bisa mengambil banyak hikmah, bisa bersosialisasi juga dengan sahabat-sahabat dari seluruh dunia. Oleh karena itu Pemkot Bandung men-support kegiatan ini,” ucap Yana yang juga Ketua Asosiasi Kota PSSI Kota Bandung itu.***