Bandung – Ribuan umat muslim berbondong-bondong menyusuri sejumlah ruas jalan di Kota Bandung pada Minggu (22/9/2019). Sekalipun hari masih gelap, mereka tampak antusias menuju Masjid Besar Provinsi Jawa Barat di kawasan Alun Alun Bandung.

Mereka datang untuk mengikuti salat subuh berjamaah yang kali ini sengaja dikemas spesial oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, karena Subuh kali ini juga merupakan kegiatan Subuh Akbar yang masih dalam rangkaian Hari Jadi ke-209 Kota Bandung.

Umat muslim telah mulai berdatangan ke Masjid Raya Jawa Barat, sekitar pukul 03.30 WIB. Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Bandung yang mengikuti Subuh Berjemaah ini memilih memarkirkan kendaraannya di Balai Kota Bandung Jalan Wastukancana. Mereka berjalan dari Balai Kota menuju Masjid Raya Jawa Barat melalui Jalan Braga.

Sedangkan jemaah lainnya juga datang dari arah Jalan Asia-Afrika. Mereka berjalan kaki dari Gedung Keuangan negara yang menjadi salah satu kantong parkir di kegiatan ini.

Sementara itu, dari arah selatan tepatnya dari arah Jalan Dewi Sartika juga tampak umat muslim mengalir menuju Masjid raya Jawa Barat. Sebagain besar umat muslim yang datang berpakaian putih-putih.

Rombongan jemaah lainnya tampak beriringan dari arah Jalan Otista. Secara bergerombol terus berdatangan ke Masjid Raya Provinsi Jawa Barat.

Wali Kota Bandung, Oded M Danial juga tampak berjalan dari kediaman dinasnya di Pendopo sekitar pukul 03.30 WIB. Ia menuju masjid disertai oleh sang istri, Siti Muntamah Oded dan sejumlah anggota keluarga lainnya. Tiba di masjid, Oded langsung melaksanakan salat sunnah qobliyah Subuh.

Sedangkan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna juga datang ke masjid ditemani oleh istrinya, Cici Lisnawaty.

Salat Subuh berjamaah kali ini diimami oleh Thyazen Abdo Alhakimi. Salat Subuh berlangsung khidmat. Seusai salat, dilanjutkan dengan tausiah oleh KH Miftah Faridl.

Nuansa Berbeda

Sebagian besar jamaah telah berkumpul sejak pukul 03.30 WIB. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Nining (49) dan Ibu Juju (56). Keduanya bersama rombongan majelis taklim Nurul Huda, Kelurahan Jamika Kota Bandung berjalan kali dari Balonggede hingga ke Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat.

“Seru, ya, jalan kaki ‘ngabring’ gitu. Kami ada sekitar 30 orang,” ujar Nining saat ditemui usai salat Subuh.

Nining dan Juju datang bersama putrinya. Laila (18), putri Nining, mengaku senang. Kendati bukan hal yang baru, namun suasana kekhidmatan salat Subuh akbar ini terasa berbeda.

“Di sekolah juga suka ada salat Subuh berjamaah. Soalnya ikut ekskul remaja masjid,” ungkap siswi kelas 12 SMK Penida Katapang itu.

Hal serupa juga dikatakan Lina (54), guru SDN 148 Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul. Ia hadir bersama dengan para guru lainnya berjalan kaki dari jalan Naripan.

“Ada tadi teman saya dia jalan kaki dari depan RS. Immanuel, Sukaleueur, sama temen-temen pengajiannya. Jauh banget. Tapi karena banyakan, sampai 30 orang, jadi nggak kerasa. Seru,” tuturnya.

Di momentum Hari Jadi ke-209 Kota Bandung ini, perempuan yang telah mengabdi selama 30 tahun menjadi guru itu berharap agar pemerintah semakin baik dan partisipasi masyarakat meningkat. Ia pun mendukung agar kegiatan keagamaan yang positif ini terus digalakan.

“Kalau program yang positif seperti ini tentu kita dukung. Kita kan mengharap ada perbaikan, tapi kalo nggak turut mendukung tidak akan terealisasi. Kalau ikut turun (berpartisipasi) insyaallah, akan berhasil,” harapnya.

Lain halnya bagi Zaenal Arifin, warga Boja, Kabupaten Kendal Jawa Tengah yang hadir mengikuti Subuh Akbar.

“Ini luar biasa sekali. Saya takjub melihat pemandangan pagi ini,” ujarnya kepada Humas Bandung.

Ia bagitu semringah mengikuti helatan Subuh Akbar di Masjid Raya Alun-Alun Bandung.

“Ini bukti bahwa di Bandung, tingkat spiritual masyarakatnya sudah sangat luar biasa,” katanya.

Tak berhenti di situ, pria yang berprofesi sebagai guru matematika di salah satu sekolah menengah di Kabupaten Kendal ini menyebutkan, suasana Subuh Akbar di Masjid Raya Jabar bak subuh kota suci Makkah.

“Apalagi saya lihat halaman depan masjidnya. Saya pikir ini lebih ramai, ya. Saya juga takjub, alun-alun kota bisa nampak semeriah ini dalam gelaran salat Subuh,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Dasuki dan Yuyun. Pasangan suami istri yang merupakan guru dan tergabung dalam Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Bojongloa Kaler ini menjadikan momentum Subuh Akbar ini bak nostalgia kunjungan mereka ke Tanah Suci beberapa waktu silam.

“Jadi ada titik kumpul dulu di Tegallega. Lalu kami berjalan bersamaan ke masjid. Momen ini mengingatkan saya akan rangkaian ibadah umrah di Tanah Suci,” kenangnya.

Ia berharap acara ini rutin digelar dan meresap hingga level kewilayahan.

Tak hanya Subuh Akbar, dalam rangkaian Hari Jadi Kota Bandung tahun, digelar pula doa bersama di rumah-rumah ibadah di Kota Bandung, seperti misalnya: Gereja Katolik Santo Petrus, Katedral, Gereja Kristen Pasundan, Vihara Karunia Mukti di Pure Zipur, dan Kelenteng KIAO Makin.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.