Kunci Pencegahan DBD Adalah Menjaga Kebersihan

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana memberikan sambutan pada Workshop “Dengue Virus Laboratory Diagnosis and Vector Surveillance" di Multipurpose Hall, Gedung CRCS ITB, Jl Dayang Sumbi Kota Bandung , Senin (22/04/2019).

Bandung – Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengajak warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Hal tersebut penting karena kebersihan merupakan kunci utama jauh dari penyakit.

Salah satunya untuk mencegah menjangkitnya penyakit Demam Berdarah (DBD) yang disebabkan virus Dengue.

“Penderitanya mengalami nyeri yang cukup hebat. Seperti tulang parah dengan gejala sakit kepala sampai nyeri otot dan persendian. Ini kita cegah dengan hidup bersih dan sehat,” ujar Yana ketika memberikan sambutan pada acara Workshop “Dengue Virus Laboratory Diagnosis and Vector Surveillance” di Multipurpose Hall, Gedung CRCS ITB, Jl Dayang Sumbi Kota Bandung , Senin (22/04/2019).

Workshop ini terselenggara berkat kerja sama antara Taiwan Centre for Disease Control (Lembaga Penanggulangan Penyakit menular Taiwan) dengan Instutut Teknologi Bandung dan Pemerintah Kota Bandung. Tujuannya, mencari solusi terhadap penanggulangan serta pencegahan Wabah DBD (Demam Berdarah Dengue) dengan cara mempelajari baik dari sisi pola migrasi nyamuk fengue maupun penanganan jentik nyamuk DBD tersebut serta penelitian untuk membuat nyamuk dengue menjadi mandul.

Yana mengatakan, meskipun secara iklim Kota Bandung merupakan kota yang sejuk namun di tahun 2019 ini telah ada sekitar 200 kasus wabah DBD.

“Semoga dengan workshop ini mampu menghadirkan inovasi baru sehingga bisa mencegah terjadinya demam berdarah,” kata Yana.

Yana mengatakan, agar lingkungan bersih jauh dari nyamuk maka Pemkoy Bandung terus berupaya terus mencegah perkembangbiakan jentik nyamuk dengue dengan melantik Kader – Kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik). Kader ini berada di tiap rumah dengan pembinaan kecamatan.

“Penanganan DBD yang dinilai paling efektif besar ini mengajak warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan mengutamakan pemberantasan sarang nyamuk dan 3M plus. Pertama menguras bak mandi minimali tiga kali seminggu, menutup rapat penampungan air, mendaur ulang bareng bekas dan ganti air vas bunga dan membersihkan genangan air jauh dari sarang nyamuk,” tuturnya.

Sementara itu, Rektor ITB Kadarsah Suryadi menyampaikan, demi memberikan lingkungan yang jauh dari penyakit, pihaknya terus memberikan ilmu maupun observasi.

“ITB memiliki perhatian untuk menjawab permasalahan bangsa, melalui berbagi solusi teknologi sains,” tutur Kadarsah.

Sebagai institusi pendidikan, Kadarsah pun memastikan ITB terus mengobservasi dan mengidentifikasi agar demam berdarah menurun.

“Penting bagi kita untuk identifikasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat mengenai kesehatan. Seperti kota – kota besar, Bandung maupun Jakarta sepeti penyakit menular DBD yang terbukti meningkatnya urbanisasi,” katanya.

Sedangkan Chair Of Entomology, National Chung Hsing University (NCHU), Wu – Chun Tu menyampaikan, pihaknya telah melakukan dua kali workshop seperti ini. Hasilnya cukup signifikan dengan penurunan penyakit demam berdarah. Hal tersebut dilakukan dengan cara melakukan terus observasi di lingkungan yang disinyalir banyak berkembang biaknya nyamuk.

Oleh karena itu, pihaknya bekerja dengan Kota Bandung khususnya pada tempat pendidikan maupun pemerintah untuk meneliti sehingga melahirkan inovasi untuk menurunkan angka demam berdarah.

“Kali ini kami hadir di Bandung supaya bergerak bersama menanggulangi dan mengatasi penyakit ini,” katanya.***