Kilas Bandung, Rabu (12/9/2018)

KilasBandung – Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Bandung kian bertambah seiring dengan semakin banyaknya tempat wisata gratis yang diciptakan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung, Tantan Surya Santana meminta para PKL untuk berlaku tertib saat berjualan dan mendesak aparat kewilayahan terjun langsung menertibkan PKL tersebut. Pasalnya keberadaan PKL bukan hanya tanggung jawab Satpol PP tapi juga merupakan tanggung jawab aparat kewilayahan.

Pelaksana Tugas (Plt)  Wali Kota Bandung Oded M. Danial berharap setiap inovasi teknologi seperti aplikasi smart city, selain menunjang kinerja, juga dapat menyatukan semua daerah untuk maju bersama. Oded menuturkan, jika daerah maju bersama maka pada akhirnya Indonesia menjadi sebuah negara yang maju.

Sesuai Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 Tentang Pembentukan Lembaga yang membantu Kementerian di dalam peningkatan mutu pendidikan tinggi yang ada di daerah-daerah, maka dibentuklah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2DIKTI) untuk menggantikan Kopertis. Dirjen Kelembagaan dan IPTEK DIKTI, Patdono Suwignjo mengatakan, jika dulu Kopertis hanya melakukan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap perguruan tinggi swasta (PTS), L2DIKTI juga melakukan pengawasan terhadap PTN. Patdono menyatakan, kewenangan L2DIKTI adalah melaksanakan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Dirjen Kelembagaan dan dirjen lainnya.

Guna menambah alokasi anggaran dari pemerintah pusat, sejumlah wilayah di Jawa Barat akan dimekarkan atau membuat otonomi baru. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, dengan adanya daerah otonomi baru akan memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada masyarakat juga meningkatkan alokasi dana yang disalurkan oleh pemerintah pusat ke Jabar. Emil menegaskan akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan DPRD Propinsi Jawa Barat sebelum melakukan pemekaran wilayah.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung kian gencar menampilkan berbagai kesenian yang ada dan dimiliki Kota Bandung. Penampilan kesenian itu dikemas dalam sebuah program bertajuk Barata atau Bandung Rasana Nyata. Kepala Seksi Pengembangan Produk Budaya dan Kesenian Disbudpar Kota Bandung, Titin Kuswiatin berharap dengan seringnya digelar pertunjukan seni tradisional dapat memberikan kesan suasana kota kembang Bandung, seperti halnya ketika para turis datang ke Bali atau Jogjakarta.***