Bandung – Sejak penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 18-24 April 1955, Kota Bandung dijuluki sebagai Ibu Kota Asia Afrika. Peristiwa tersebut menandai sejarah bahwa Indonesia beserta negara-negara di Asia dan Afrika menjunjung perdamaian dan kemerdekaan bangsa serta menentang penjajahan dan kolonialisme.

Sejak tahun 2009, Pemerintah Republik Indonesia selalu memperingati peristiwa tersebut secara rutin tiap tahun dengan berbagai kegiatan. Tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga menggelar peringatan KAA sepanjang April ini. Puncaknya, akan ada Asia Africa Carnival (AAC) 2018 yang dilaksanakan pada 29 April 2018 di Jalan Asia Afrika.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Aswin Sulaeman menuturkan, acara yang keempat kalinya dilaksanakan di Kota Bandung itu akan menghadirkan delegasi-delegasi dari negara tetangga. Secara keseluruhan, telah ada 74 peserta yang mendaftar sebagai peserta AAC 2018.

“Secara internasional kita mengundang 109 negara peserta KAA. Tapi tidak semua bisa mengirimkan delegasi karena kendala waktu. Tapi kalau dari kota-kota se-Indonesia dan dari Bandung sendiri insya Allah banyak,” tutur Aswin dalam Bandung Menjawab di Taman Sejarah Balai Kota Bandung, Kamis (12/4/2018).

Aswin mengungkapkan, karnaval yang menghadirkan berbagai wujud kreativitas itu akan dilaksanakan di rute sepanjang 3,1 km. Mereka akan berjalan di jalan-jalan utama saat pelaksanaan KAA 1955.

“Rutenya dari Savoy Homann (Jalan Asia Afrika) terus ke Banceuy, lalu ke Cikapundung, masuk ke Braga Pendek, lalu lewat ke jalan Hotel Preanger, terakhir masuk lagi ke Homann. Totalnya 3,1 km,” jelas Aswin melalui rilis pemerintah kota Bandung.

Rencananya acara dimulai pukul 09.00 WIB. Warga pun diminta mengantisipasi karena sejak pagi akan ada penutupan jalan di sepanjang area tersebut.

Selain AAC, masih banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh UPT Museum Konperensi Asia Afrika (MKAA). Kepala UPT MKAA, Meinarti Fauzie mengungkapkan, rangkaian peringatan KAA itu telah dimulai bahkan sejak Maret 2018.

“Tanggal 18-31 Maret kita mengadakan lomba mewarnai tingkat TK dan SD secara online atau daring. Acara ini diikuti oleh 543 peserta se-Indonesia. Pemenangnya telah diumumkan secara online juga pada tanggal 6 April yang lalu,” tutur Meinarti.

Selain itu, MKAA juga menggelar Gerakan Sosial Donor Darah bekerja sama dengan PMI sebagai bentuk kepedulian terhadap kemanusiaan. Pada kegiatan tersebut, MKAA berhasil mengumpulkan 80 kantong darah dari 104 peserta.

“Dari 104 peserta yang mendaftar, ada 80 kantong yang memenuhi syarat,” imbuhnya.

Berikut agenda lainnya dari acara peringatan KAA di Bandung:

  • 18 April MKAA akan menggelar upacara penaikan bendera 109 negara-negara Asia Afrika dan bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) oleh 400 Paskibraka Kota Bandung.
  • 21 April 2018, MKAA kembali akan menggelar Bandung Historical Study Games diikuti oleh 120 kelompok atau sekitar 600 orang peserta. Mereka akan berkeliling ke 20 titik bersejarah di Kota Bandung. Start dari Gedung Dwi Warna.
  • 23 April 2018, akan diselenggarakan jamuan teh dan bincang-bincang dengan para saksi sejarah dan relawan KAA Tahun 1955 termasuk Abah Landung, pegiat antikorupsi Indonesia yang juga pernah menjadi relawan pada KAA tahun 1955.
  • Rangkaian kegiatan ditutup dengan penurunan bendera 109 negara Asia Afrika dan Bendera PBB oleh 400 pramuka dari Kwartir Cabang Kota Bandung.
  • 23 Mei 2018 talkshow bersama Menteri Luar Negeri dan Sahabat MKAA.***