Besok, Gerhana Bulan Saat Bulan Purnama

Penampakan gerhana bulan. (Foto: Istimewa)

KILASBANDUNGNEWS.COM – Kepala Stasiun Geofisika Bandung BMKG, Tony Agus Wijaya, mengatakan fenomena gerhana bulan yang akan terjadi pada Sabtu (11/1/2020) dini hari tidak akan berpengaruh secara langsung terhadap cuaca. Hanya saja, gerhana ini terjadi saat bulan purnama yang biasa menyebabkan pasang di pantai.

“Gerhana bulan terjadi bersamaan dengan bulan purnama. Jadi sama seperti bulan purnama, yang rutin setiap sebulan sekali. Tiap bulan purnama, terjadi pasang rutin di pantai,” kata Tony Jumat (10/1/2020).

Gerhana sendiri akan dimulai pada 00.05 WIB, 01.05 WITA, dan 02.05 WIT. Puncak Gerhana terjadi pada 02.10 WIB, 03.10 WITA, dan 04.10 WIT. Gerhana berakhir pada 04.14 WIB, 05.14 WITA, dan 06.14 WIT.

Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Tony mengatakan cuaca yang diprediksi mengalami hujan sedang sampai lebat disertai angin kencang dan kilat sepekan ke depan sendiri dipengaruhi langsung oleh adanya tekanan udara di Jabar pada umumnya sekitar 1008-1010 hPa. Serta terdapatnya satu siklon tropis di Samudera Hindia Selatan dan NTT, serta satu bibit siklon di laut Arafura yang membentuk daerah pertumbuhan awan hujan.

Akibat pertemuan dan belokan angin yang melewati wilayah Jabar ini, menyebakan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di Jabar. Selain itu, suhu muka laut umumnya berkisar antara 30 derajat Celcius sampai 31 derajat Celcius di wilayah utara Jabar.

“Menandakan di sekitar wilayah perairan punya temperatur hangat, sehingga mampu menambah pasokan uap air yang cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan di Jabar,” katanya.

BMKG memprediksi hujan lebat yang disertai angin kencang dan kilat akan terjadi di sejumlah daerah di Jabar dalam sepekan ke depan. Masyarakat pun diimbau untuk mewaspadai dampak yang terjadi akibat tingginya curah hujan tersebut.

Wilayah yang berpotensi hujan lebat sampai sedang disertai angin kencang dan kilat pada 10 Januari 2020 diprediksi adalah Garut, Bandung, Tasikmalaya, Majalengka, Sumedang, dan Ciamis.

Pada 11 Januari 2020 diperkirakan terjadi di Bogor, Sukabumi, Bekasi, Cianjur, Karawang, Purwakarta, Bandung, Subang, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Ciamis, Banjar, dan Garut.

Pada 12 diperkirakan terjadi di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Sumedang, dan Kuningan. Pada 13 dan 14 Januari 2020 diperkirakan hujan turun di bawah intensitas sedang, sedangkan pada 15 Januari 2020 diperkirakan terjadi hujan lebat di Ciamis, Cirebon, Kuningan, Tasikmalaya, Banjar, Garut, Bandung, dan Sumedang.

Sementara itu Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa LAPAN, Emanuel Sungging M. mengatakan selama tahun 2020 akan ada enam kali gerhana, yaitu dua kali gerhana matahari dan empat kali gerhana bulan.

“Gerhana bulan penumbra (GBP) akan berlangsung pada 11 Januari 2020 dan Gerhana bulan penumbra sebagain akan terjadi pada 6 Juni 2020,” kata Emanuel, Jumat (10/1/2020).

Seharusnya, ada bulan purnama pada 11 Januari 2020 tapi akan lebih redup karena gerhana.

Jika langit tidak berawan, maka kemungkinan fenomena gerhana bulan penumbra akan terlihat.

Sepanjang tahun 2020 akan terjadi 6 (enam) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Matahari dan 4 (empat) kali gerhana Bulan. Rinciannya sebagai berikut:

  1. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 11 Januari 2020 yang dapat diamati dari Indonesia.
  2. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 6 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia.
  3. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 21 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian, kecuali sebagian besar Jawa dan sebagian kecil Sumatera bagian Selatan.
  4. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 5 Juli 2020 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
  5. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 20 November 2020 yang dapat diamati dari wilayah Indonesiabagian Barat menjelang gerhana berakhir.
  6. Gerhana Matahari Total (GMT) 14 Desember 2020 yang tidak dapat diamati dari Indonesia. (TRI)