KILASBANDUNGNEWS.COM – Peristiwa gagalnya pengibaran bendera Merah Putih saat upacara kembali terjadi, kali ini peristiwa tersebut terjadi pada saat upacara Peringatan Sumpah Pemuda Tingkat Provinsi Jawa Barat yang dilakukan di Sarana Olahraga (SOR) Arcamanik, Kota Bandung, pada Senin (28/10/2019).

Gagalnya pengibaran bendera terjadi ketika petugas pengibar bendera yang berjumlah tiga orang tidak bisa menarik tali tiang saat bendera Merah Putih sudah diikat erat ke dalam tali tiang untuk dikibarkan.

Meski bendera Merah Putih sulit untuk ditarik ke atas, lagu Indonesia Raya terus dikumandangkan oleh tim paduan suara dan sikap tegap dan hormat juga terus dilakukan oleh peserta upacara hingga lagu Indonesia Raya selesai dinyanyikan.

Usai lagu Indonesia Raya selesai dinyanyikan, pemimpin upacara kemudian meminta para peserta upacara membalikan badan ke belakang, untuk memberikan kesempatan bagi petugas upacara yang dibantu petugas protokoler memperbaiki kondisi tersebut. Namun karena tali sulit diperbaiki, maka bendera Merah Putih kembali dilipat dan dibawa oleh pasukan pengibar bendera.

Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil yang bertindak sebagai inspektur upacara pada Peringatan Sumpah Pemuda Tingkat Jawa Barat meminta pengibaran bendera diulang, tapi sesuai standar operasional (SOP) pengibaran bendera tidak boleh dilakukan berulang dalam satu upacara yang sama.

Gubernur menyatakan bahwa kejadian tidak berkibarnya bendera Merah Putih karena tidak bisa naik ke atas tiang, merupakan peringatan bagi pengisi dan panitia acara agar mengecek seluruh kesiapan.

“Ya ini peringatan agar semua yang namanya acara itu harus di cek ya, kalau yang namanya gladi bukan hanya gladi sampai tiang tapi gladi sampai menarik bendera turun lagi sesuai dengan ritme lagu,” katanya.

Gubernur menyatakan kecewa dengan tidak berkibarnya bendera Merah Putih pada upacara Peringatan Sumpah Pemuda Tingkat Provinsi Jawa Barat yang dilakukan di Sarana Olahraga (SOR) Arcamanik, Kota Bandung.

“Saya kan Paskibraka dulu, jadi saya sesalkan dan harus jadi koreksi di kemudian hari dan ini bukan yang pertama ya, beberapa kali saya amati sering kejadian karena terlalu menggampangkan, seolah-olah teknis itu otomatis, saya kira ini teguran dari saya,” tegasnya. (Parno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.