BATAN Ajak Masyarakat Manfaatkan Reaktor Nuklir

Bandung – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengajak kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkan 3 reaktor nuklir milik BATAN. Ketiga reaktor tersebut masing-masing Reaktor TRIGA 2000 di Kota Bandung, Reaktor Kartini di Yogyakarta dan Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy.

Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubrata mengatakan, ketiga reaktor tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Reaktor TRIGA 2000 yang dibangun pada 1965 dengan kapasitas 2 MW diperuntukan memproduksi radioisotop, melakukan analisis untuk pengujian sampel makanan maupun lingkungan, serta bidang kesehatan, industri dan juga perguruan tinggi.

Reaktor Kartini yang dibangun tahun 1979 dengan kapasitas 2 kW berfungsi untuk pelatihan bagi para operator reaktor serta dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan di bidang fisika dan teknologi reaktor.

Sementara Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy (RSG GAS) yang merupakan reaktor riset terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas 30 MW dapat memberikan jasa layanan dan produksi iptek nuklirnya berupa iradiasi dan produksi isotop.

“Usia ketiga reaktor tersebut tidak muda, karenanya kita lakukan revitalisasi pada beberapa komponen untuk menjamin keberlangsungan layanan iradiasi dan produksi radio isotop yang dibutuhkan masyarakat,” ucap Djarot, di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) Jalan Tamansari Kota Bandung, Jumat (7/9/2018).

Djarot menyatakan, melihat dari apasitas yang dimiliki ke-3 reaktor ini, jumlah masyarakat maupun perusahaan yang menggunakan reaktor riset ini masih sedikit meski jumlahnya sudah mencapai ratusan, karenanya kita mengajak masyarakat untuk memanfaatkan keberadaan reaktor ini.

“Dari pelanggan yang ada, sekitar 40% merupakan Perguruan Tinggi, 30% kesehatan dan sisanya lain-lain seperti sektor industri,” katanya.

Djarot menyatakan, untuk meningkatkan jumlah pelanggan, pihaknya akan melakukan gerakan jemput bola dengan datang langsung ke sejumlah PT, instansi kesehatan maupun industri termasuk ke stakeholder lain untuk bisa memanfaatkan reaktor yang Indonesia miliki.

“Dulu kita hanya menunggu pelanggan yang datang, tapi sekarang kita akan jemput bola dan melakukan presentasi tentang kemampuan reaktor yang kita miliki,” pungkasnya.***

Suparno Hadisaputro/ LPS PRSSNI Bandung