Aplikasi E-RK Kota Bandung Resmi Diadopsi Ombudsman

 

Bandung – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial dan Sekretaris Jenderal Ombudsman Republik Indonesia, Suganda P. Pasaribu menandatangani perjanjian hibah aplikasi Elektronik Remunerasi Kinerja (E-RK) di Balai Kota Bandung Jalan Wastukancana, Jumat (5/10/2018). Kini, lembaga pengawas layanan publik tersebut resmi memiliki aplikasi yang mengukur kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Bandung itu.

“Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan dari Ombudsman yang akan mengadopsi aplikasi E-RK. Ini adalah sebuah kehormatan dan apresiasi untuk kami,” ucap Oded dalam sambutannya.

Pemkot Bandung memanfaatkan aplikasi tersebut sejak tahun 2017. Aplikasi tersebut mampu memonitor kinerja ASN Kota Bandung. Hal itu membuat Ombudsman RI mengapresiasisnya. Ketua Ombudsman RI Amzulian Rifai mengaku akan merekomendasikan agar instansi lain di Indonesia menggunakan E-RK.

“Ini adalah salah satu bentuk keberhasilan Pemkot Bandung. Aplikasi ini tentu untuk berbagi pakai kepada institusi lain, termasuk Ombudsman. Kalau Ombudsman memandang itu bagus, ya kenapa tidak,” tutur Amzulian.

Amzulian mengapresiasi berbagai lompatan perbaikan pelayanan publik yang terjadi di Kota Bandung. Dalam 3 tahun, Pemkot Bandung mampu menghilangkan rapor-rapor merah pelayanan publik di seluruh instansi. Namun, kualitas pelayanan publik di Indonesia tidak bisa dilihat dari salah satu institusi saja sehingga kebaikan itu juga harus merata di Indonesia.

“Tidak bisa kita bilang pelayanan publik di Indonesia sudah baik jika hanya dilihat dari beberapa institusi saja. Harus dari semua instansi di Indonesia,” imbuhnya.

Aplikasi E-RK merupakan sistem untuk memastikan para ASN untuk bekerja minimal 6.000 menit dalam sebulan. Di Kota Bandung, aplikasi ini terhubung dengan Tunjangan Kinerja Dinamis (TKD).

Kendati begitu, Amzulian tetap mengimbau agar kecanggihan teknologi ini juga ditunjang dengan kualitas manusia penggunanya.

“Teknologi apapun yang kita buat, kembali kepada manusianya. Boleh saja kita bilang teknologi bagus, kelihatannya sempurna. Tetapi itu tergantung ‘man behind the gun’-nya,” katanya.

Kelebihannya, lanjut Amzulian, teknologi bersifat general yang berlaku untuk semua. Teknologi akan berjalan persis sesuai dengan sistem.

“Paling tidak, dengan teknologi yang berlaku untuk semua, teknologi kan tidak diskriminatif., Sehingga dapat mereduksi hal-hal yang sifatnya selama ini mungkin saja terjadi,” tuturnya.***