KILASBANDUNGNEWS.COM – Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Amiruddin Al Rahab, menilai bahwa aktivis HAM, Munir Said Thalib, sangat pantas ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Pendapat itu merujuk pada perjuangan Munir dalam membela kemanusiaan selama masa hidupnya.

Bagi Amiruddin, Munir merupakan pendekar tiada tanding sekaligus orang jenius dalam menyatakan pikiran terkait isu HAM dan hukum. Ia bilang, Munir selalu menggentarkan penguasa.

“Gelar kepahlawanan apa pun namanya kalau diberikan kepada almarhum [Munir] dia pantas saja. Kepahlawanan yang sifatnya human/kemanusiaan luar biasa. Mungkin gelar-gelar kepahlawanan yang ada hari ini enggak cukup untuk dia,” ujar Amiruddin dalam diskusi virtual, Jumat (10/9) malam.

“Dia lebih besar dari itu karena dia memperjuangkan kemanusiaan yang sangat luar biasa,” sambungnya.

Amiruddin berujar kepahlawanan sudah melekat pada sosok Munir. Ia bahkan meminta negara atau pemerintah memberikan banyak hal yang positif untuk Munir.

“Kepahlawanan itu sudah melekat di dirinya, maka saya katakan kalau kita sebagai bangsa memiliki adab yang cukup tentang kemanusiaan, mungkin banyak hal positif yang harus diberikan kepada Munir,” ucap Amiruddin.

“Tidak dibiarkan atau diabaikan selama 17 tahun. Terlalu banyak hari ini kita berutang pada perjuangan Munir. Terlalu banyak. Munir itu mengubah banyak hal pandangan kita tentang kekuasaan,” sambungnya.

Sebelumnya, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengusulkan agar pemerintah RI menyematkan gelar pahlawan nasional kepada Munir. Ia mengatakan gelar itu menjadi penghormatan negara terhadap jasa-jasa Munir di bidang HAM.

Gelar itu juga jadi pengingat bagi generasi masa depan bahwa pernah ada sosok yang begitu luar biasa dalam perjuangan HAM.

“Saya mencita-citakan Munir ini mestinya sebagai pahlawan nasional. Jadi, kita harus memperjuangkan dia sebagai pahlawan nasional,” kata Lukman pada diskusi daring yang dihelat Public Virtue, Kamis (9/9).

Munir Said Thalib adalah seorang aktivis yang dikenal karena perjuangannya terhadap HAM. Munir tewas dibunuh karena diracun pada 7 September 2004 dalam perjalanan dari Jakarta ke Bandara Schiphol, Belanda. Minuman yang ia tenggak dalam perjalanan Singapura-Belanda itu mengandung zat arsenik. (Sumber : cnnindonesia.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.