KILASBANDUNGNEWS.COM – Pertemuan Kedua Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia menyusun dokumen Bali Package. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan dokumen Bali Package merupakan upaya untuk mencapai pemulihan melalui kerja sama dalam rangka mewujudkan transformasi digital yang inklusif, berdaya, dan berkelanjutan.

“Untuk memulai penyusunan dokumen Bali Package, pembahasan pada Pertemuan DEWG kedua kali ini, akan difokuskan pada isu prioritas pertama, yakni konektivitas dan pemulihan pascapandemi COVID-19,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (19/5/2022).

Dia menjelaskan ada lima subtopik pembahasan dalam isu konektivitas dan pemulihan pascapandemi. Salah satunya yaitu terkait isu keamanan digital.

“Dalam pembahasan konektivitas dan pemulihan pascapandemi COVID-19, kami membahas 5 subtopik, yaitu People-centered Digital Connectivity, Digital Security as Key Enabler to Support Business Continuity, G20 Digital Innovation Network, Digital Transformation Expo dan ITU’s Smart Village and Smart Island Initiative,” jelasnya.

Mengenai People-centered Digital Connectivity, Johnny menyebut konektivitas digital menjadi perhatian penting delegasi. Menurutnya dalam pertemuan DEWG Kedua, pembahasan mengenai pemulihan ekonomi didukung melalui pemanfaatan konektivitas digital dalam memecahkan berbagai persoalan masyarakat, serta memberdayakan masyarakat.

“Pandemi telah menunjukkan seberapa bergantungnya kita terhadap ekosistem digital di berbagai sektor publik seperti pendidikan, kesehatan, dan pembangunan ekonomi,” tuturnya.

Karena itu, delegasi DEWG G20 membahas pemahaman bersama mengenai pengembangan konektivitas digital yang berpusat pada masyarakat.

“Berangkat dari kebutuhan tersebut, DEWG membahas pemahaman bersama akan konektivitas digital, dengan menempatkan masyarakat sebagai fokus utama pengembangan konektivitas digital (people-centered digital connectivity),” jelasnya.

Sementara dalam subtopik Digital Security as Key Enabler to Support Business Continuity, ia menilai intensifikasi konektivitas digital secara tidak langsung memunculkan tantangan lain. Yakni kemunculan berbagai risiko keamanan digital yang mengancam keselamatan daring pengguna internet, khususnya bagi para pelaku ekonomi yang semakin terdigitalisasi.

“Menyadari pentingnya keamanan digital dalam menyokong keberlangsungan bisnis digital di masa depan, DEWG juga memfasilitasi pengumpulan praktik-praktik keamanan dan keselamatan digital yang ada,” katanya.

Dikatakannya, pertemuan DEWG Kedua juga menyepakati G20 Digital Innovation Network sebagai kelanjutan dari G20 Innovation League pada Presidensi G20 Italia tahun lalu.

“Jejaring ini yang mewadahi dan mendukung kerja sama dari para pelaku inovasi digital di seluruh dunia, seperti startup, venture capital, korporasi, dan para pemerintah. Kami berharap bahwa perhelatan ini akan tetap berlanjut di presidensi-presidensi G20 selanjutnya,” ungkap Johnny.

Menurutnya delegasi DEWG menyambut perhelatan Digital Transformation Expo. Adapun nantinya pameran itu akan menampilkan capaian-capaian negara anggota G20 berkaitan dengan kebijakan, strategi, dan inovasi transformasi digital.

“Presidensi G20 Indonesia berharap konsep perhelatan tersebut dapat disambut secara positif dan antusias oleh presidensi-presidensi selanjutnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut Johnny mengatakan subtopik kelima berkaitan dengan ITU’s Smart Village and Smart Island Initiative.

“Tidak kalah pentingnya, pertemuan DEWG Kedua mendukung gagasan dari ITU perihal desa pintar dan pulau pintar, atau Smart Village and Smart Island Initiative,” tandasnya.

Untuk diketahui pertemuan kedua DEWG G20 dilaksanakan di Yogyakarta pada Selasa (17/5) hingga hari ini.

Pertemuan Kedua Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia menyusun dokumen Bali Package. Adapun dokumen Bali Package merupakan hasil diskusi lanjutan dari Pre-Meeting Workshop dan Pertemuan DEWG Pertama pada bulan Maret 2022 lalu.

Johnny menjelaskan dalam dua pertemuan tersebut, delegasi telah berdiskusi dan bertukar informasi mengenai tiga isu prioritas untuk mewujudkan percepatan transformasi digital global.

“Sebagai tindak lanjut atas kedua pertemuan tersebut, kami juga telah berkonsultasi dengan negara anggota G20 serta berkoordinasi dengan para Knowledge Partner DEWG. Seluruh masukan tersebut telah kami catat, rangkum, dan olah menjadi rancangan deklarasi, atau yang telah diperkenalkan sebagai Bali Package,” paparnya.

Selain itu, kedua pertemuan tersebut juga membahas tiga isu prioritas DEWG guna mewujudkan percepatan transformasi digital secara global.

“Ketiga isu tersebut antara lain yaitu, (1) konektivitas dan pemulihan pasca-COVID-19, (2) keterampilan digital dan literasi digital, dan (3) Data Free Flow with Trust (DFFT) dan Cross-Border Data Flow (CBDF),” tandasnya. ( sumber : detik.com )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.