KILASBANDUNGNEWS.COM – Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung Koordinator meluncurkan Regional Economist Forum (REF) Jawa Barat. REF merupakan wadah sinergi dan kolaborasi pentahelix untuk melahirkan pemikiran solutif bagi kemajuan ekonomi Jawa Barat sekaligus kontribusi Jabar bagi Indonesia.
Peluncuran forum tersebut dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan “Kick Off West Java Economic Society (WJES) tahun 2021 & Road to Kongres ISEI XXI”. Tahun kedua WJES mengangkat tema “Menguak Potensi Ekonomi, Mendorong Akselerasi Investasi dan Digitalisasi Guna Memajukan Inklusivitas Ekonomi Jawa Barat”, Senin (23/8/2021).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto mengatakan REF Jabar lahir sebagai forum sinergi dan kolaborasi pentahelix untuk memperoleh beragam pemikirandari para ekonom dan akademisi, khususnya dibidang bisnis yang memiliki fokus dan perhatian terhadap berbagai isu pembangunan ekonomi Jawa Barat.
“Menyambut momentum Kemerdekaan RI sekaligus Ulang Tahun Jawa Barat ke-76, langkah awal REF Jabar 2021 diwujudkan dalam 76 Ekonom Jabar Bicara yang akan berupaya berbagai kontribusi pemikiran pengembangan industri manufaktur, pariwisata, pertanian, digitalisasi proses bisnis, investasi, pembiayaan, kebijakan pemberdayaan UMKM, hingga penyelarasan pembangunan Jabar Utara dan Selatan di samping isu lainnya,” katanya.
Selain REF Jabar, kick off WJES 2021 juga disampaikan pernyataan Komitmen Kampus Mendukung Digitalisasi. Hal tersebut tidak terlepas dari pentingnya transformasi digital untuk mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, baik di daerah, nasional maupun global utamanya dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi dari pandemi.
Menurut Herawanto. perguruan tinggi yang sudah menyatakan komitmen untuk mendukung digitalitasi ekonomi terdiri dari 23 Perguruan Tinggi besar di Provinsi Jawa Barat dan terusakan bertambah kedepan. Kampus dalam hal ini siap bersinergi mendukung berbagai kegiatan digitalisasi ekonomi berupa, workshop bersama, pendampingan UMKM, penciptaan wirausaha muda, serta mahasiswa pelaku bisnis digital.
“Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mengakselerasi digitalisasi termasuk mendukung pengembangan ekosistem ekonomi keuangan digital.Ekosistem kampus siap bahu membahu mempercepat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat melalui Kegiatan Kampus Mendukung Digitalisasi Ekonomi,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jabar Aldrin Herwany mengatakan, REF Jawa Barat dihadirkan untuk menggalang kontribusi pemikiran dari para ekonom dan akademisi berbagai disiplin ilmu lainnya di seluruh Jawa Barat yang memiliki fokus dan perhatian terhadap berbagai isu pembangunan ekonomi regional, untuk memajukan perekonomian Jawa Barat.
Menyambut momentum Kemerdekaan RI sekaligus Ulang Tahun Jawa Barat ke-76, langkah awal REF Jabar 2021 diwujudkan dalam “76 Ekonom Jabar Bicara” yang akan berupaya memberikan solusi terhadap berbagai isu mulai dari pengembangan industri manufaktur, pariwisata, pertanian, digitalisasi proses bisnis, investasi, pembiayaan, kebijakan pemberdayaan UMKM, hingga penyelarasan pembangunan Jawa Barat Utara dan Selatan di samping isu lainnya.
Aldrin Herwany menambahkan, pada tahun kedua, program WJES lebih implementatif dan aplikatif yang bermanfaat untuk pemerintah setempat sampai dengan tingkatan masyarakat level akar rumput. Ada tiga program yang dilaksanakan, yakni Riset dan Kajian Pembangunan Regional (Regional Development Research), Penyusunan Bisnis Model, Proyek Riil dan Pengabdian Kepada Masyarakat, serta Publikasi dan Diseminasi Hasil Riset, Kajian dan Program Kegiatan Sektor Riilserta LCS.
“Riset yang tengah dikerjakan, mengenai sembilan prioritas pembangunan provinsi Jawa Barat tahun 2021 melalui Pengembangan Wilayah Metropolitan Rebana sehingga mampu teridentifikasi sektor utama serta sektor pendukung di wilayah kabupaten dan kota. Serta riset tentang Peta Dampak Pandemi terhadap Industri Manufaktur Jabar dan Solusinya untuk identifikasi industri terpilih dan industri pendukungnya di Jawa Barat.
“Kita berharap penelitian ini akan menghasilkan rumusan strategi dan rekomendasi arah kebijakan bagi pemerintah Provinsi Jabar,” ujar nya.
Sementara terkait penyusunan bisnis model, proyek riil dan pengabdian kepada masyarakat, Aldrin mengatakan, WJES akan melakukan dua pelatihan pada bulan September 2021, yakni pelatihan pemasaran digital bagi 1000-an peserta pengusaha kecil dan mikro pemula di Jabar sebagai target untuk menambah jumlah pengusaha yang melek digital (Literasi Digital), serta pelatihan transaksi pembayaran digital sekaligus praktek bertransaksi serta marketplace bagi pengusaha kecil dan mikro.
“Percepatan pemanfaatan luas dari infrastruktur sistem pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang sudah dipersiapkan oleh Bank Indonesia juga menjadi salah satu pilihan yang dapat dimanfaatkan oleh merchant-merchant bahkan sektor pendidikan dalam hal ini kampus-kampus di Jabar,” imbuhnya. (Parno)