Bandung – Revolusi Industri merupakan perubahan besar-besaran di bidang industri yang berdampak luas pada kondisi sosial, budaya dan ekonomi, dimana saat ini, dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0, berbagai teknologi yang menjadi tanda dimulainya revolusi industri 4.0 sudah mulai diterapkan di berbagai bidang, termasuk sektor perbankan.

Revolusi teknologi yang secara fundamental telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain dan kewajiban negara pula untuk menyiapkan generasi milenial menjadi angkatan kerja yang kompetitif dan produktif sepanjang era Industri 4.0 itu.

General Manager Corporate Secretary and Communication Division BNI Syariah, Rima Dwi Permatasari menyatakan, berbagai upaya terus dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada para nasabah dalam melakukan transaksi di era revolusi industri 4.0, salah satunya dengan penerapan Aplikasi Digital disemua layanan.

“Jumlah nasabah saat ini 2,7 juta dan 70% diantaranya berusia antara 25-35 atau generasi milenial karenanya kita terus mencoba untuk mendekatkan kepada mereka, seperti dalam bahasa di iklan hingga produk yang dipasarkan,” ucapnya.

Dewi menyatakan, Aplikasi Digital baru akan diterapkan dalam waktu dekat menunggu keluarnya izin dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Izin sedang diproses tapi nantinya dengan aplikasi inisemua transaksi di BNI Syariah seperti untukbersedekah, infak, wakaf tidak perlu datang ke bank tapi cukup klik saja melalui smart phone nasabah,” ujar Dewi, Kantor BNI Syariah, Jumat (29/03).

Dwi juga berharap, porsi perbankan syariah yang saat ini baru mencapai 5,73 persen bisa meningkat seiring terus meningkatnya literasi masyarakat terhadap perbankan syariah.

“Dari 87% rakyat Indonesia yang muslim, perbankan syariah baru mampu mencapai porsi 5,73 persen,  dengan literasi dan aplikasi digital dari 30 ribu nasabah baru tiap bulan kita harap bisa naik 50 ribu per bulan,” tuturnya.

Sementara itu, kinerja BNI Syariah tahun 2018 mengalami pertumbuhan yang positif dimana per Desember 2018, laba bersih mencapai Rp 416,08 Miliar atau naik 35,67 persen pada periode yang sama di bulan Desember tahun 2017 sebesar Rp 306,69 Miliar. Kenaikan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based, dan rasio dana murah yang optimal.

Sedangkan Aset BNI Syariah mencapai Rp 41,05 Triliun atau naik sebesar 17,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 12,39% sedangkan dari sisi bisnis, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 28,30 Triliun atau naik 19,93% lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 12,95%.***


Rep: Suparno Hadisaputro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.