KILASBANDUNGNEWS.COM – Percepatan vaksinasi Covid-19 untuk membentuk kekebalan komunal (herd immunity) terus dilakukan oleh pemerintah, bekerjasama dengan sejumlah elemen, baik TNI/ Polri, pengusaha maupun lembaga kemasyarakat.
Di tengah upaya bersama untuk membentuk “herd immunity”, masih ada masyarakat yang meragukan kehalalan vaksin meski pemerintah bersama MUI dan BPOM telah menegaskan bahwa vaksin tersebut halal.
Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait kehalalan vaksin dari sudut pandang medis dan Islam, Wakaf Salman ITB bersama dengan PT. Bio Farma (Persero) memberikan edukasi kepada masyarakat melalui webinar virtual.
Ketua Pusat Halal Salman ITB dan Sekolah Farmasi ITB, Prof. Dr. Slamet Ibrahim mengatakan bahwa vaksin yang halal adalah yang sudah memenuhi persyaratan mutu dan keamanan, serta berkhasiat untuk tubuh manusia.
“Di Arab Saudi, vaksin diperbolehkan dalam keadaan darurat tentunya dengan melihat bahan-bahan yang ada di dalamnya,” ucap Slamet, dalam acara webinar virtual bertajuk “Vaksin, Halal/Haram?”, akhir pekan lalu.
Menurut Slamet, vaksin halal dikonsumsi atau disuntikkan ke dalam tubuh harus dengan melihat bahan-bahan yang menjadi komponen inti dalam pembuatan vaksin tersebut.
“Dan sesuai fatwa MUI, bahwa vaksin yang halal harus terbebas dari bahan yang haram atau najis dan dibuat berdasarkan syari’at Islam,” katanya.
Sementara itu, Direktur Operasi PT Bio Farma (Persero) M. Rahman Roestan mengaku, pihaknya hingga saat ini masih melakuan penelitian terkait vaksinasi Covid-19 sehingga vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma bisa efektif terhadap kemungkinan munculnya varian-varian baru Covid ini.
“Kita sangat memprioritaskan penyebaran vaksin untuk segera menanggulangi wabah ini dan masih kita uji bersama-sama rekan ilmuan serta mengedepankan kebijakan halal, karena kita harus menyiapkan diri terhadap kemungkinan yang akan terjadi dengan munculnya varian-varian baru,” tuturnya.
Rahman menyatakan, Bio Farma juga mengadakan sertifikasi halal terhadap uji klinis yang sedang dikerjakan untuk menjamin keamanan dan memenuhi persyaratan” tuturnya.
“Untuk pemilihan bahan baku pembuatan vaksin ini Bio Farma telah melakukan konsultasi dan bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia sehingga produk yang dihasilkan terjamin keamanan dan memenuhi persyaratan halal,” ujarnya.
Dalam acara tersebut PT. Bio Farma (Persero) juga memberikan penjelasan bahwa vaksinasi yang tersedia di Indonesia sudah memenuhi standar kualitas, memenuhi riset, dan juga bergandengan bersama MUI.
Selain mengedukasi masyarakat melalui vaksinasi ini, PT. Bio Farma (Persero) juga mensponsori Salman ITB yang merupakan sentra vaksinasi, untuk melaksanakan Swab gratis pada 23 Agustus 2021 di area Masjid Salman ITB.
Swab gratis ini berbeda dari biasanya karena menggunakan alat khusus yang menunjang metode pengambilan sampel yang non-invasif. Bukan lagi dengan dicolok ke hidung oleh tenaga kesehatan, melainkan cukup berkumur dengan cairan khusus yang disediakan lalu dicampur dengan larutan collection buffer untuk diekstraksi dan diuji PCR. Cara ini dianggap lebih aman karena bisa dilakukan sendiri oleh masyarakat. (Parno)