Temukan Aneka Produk Budaya Kota Bandung di Pagelaran Ketahanan Budaya

Bandung – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung menyelenggarakan Pagelaran Ketahanan Budaya tingkat Kota Bandung Tahun 2018 di Halaman Bandung Indah Plaza, Jalan Merdeka Nomor 56 Bandung, Kamis (22/11/2018). Acara yang menampilkan berbagai produk budaya Kota Bandung itu dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana.

Pagelaran Ketahanan Budaya merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk menjaga ketahanan negara melalui penguatan nilai-nilai budaya.

Kepala Badan Kesbangpol Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengungkapkan, ketahanan budaya ini penting untuk menjaga stabilitas sosial.

“Banyaknya gempuran budaya luar negeri yang masuk ke Indonesia jangan sampai melunturkan nasionalisme dan rasa cinta kepada tanah air. Oleh karena itu, kita harus terus melakukan upaya untuk melestarikan budaya kita, khususnya di Kota Bandung,” tutur Hikmat dalam sambutannya.

Pagelaran ini diisi dengan berbagai penampilan kesenian dan pameran produk budaya Kota Bandung. Ada 30 stand dari 30 kecamatan yang hadir berpartisipasi. Setiap stand menampilkan berbagai materi, mulai dari makanan tradisional, senjata tradisional, kerajinan tangan etnik, hingga menjual berbagai produk unggulan kecamatan.

Selain itu, para siswa sekolah dasar juga menampilkan kebolehannya bermain angklung. Permainan angklung itu bertujuan untuk semakin mendekatkan alat musik tradisional Sunda itu kepada generasi muda.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana pun mengapresiasi kegiatan tersebut. Setelah satu per satu mendatangi stand kecamatan. Ia mengaku senang dengan kreativitas warganya dalam menampilkan produk budaya.

“Saya mengapresiasi kegiatan seperti ini, kegiatan yang menampilkan potensi warga dari segi kuliner seni dan budaya. Ini menunjukkan bahwa Bandung kaya akan potensi tersebut,” ujar Yana seperti dilansir Humas Pemkot Bandung.

Tak sekadar untuk melestarikan budaya, lebih jauh Yana melihat kegiatan ini juga memiliki sisi ekonomi yang berasal dari kearifan lokal masyarakat. Di ajang tersebut, warga yang menjual produk hasil budaya juga bisa memperluas jejaring pasar mereka.

Berbagai produk seperti makanan kering, aksesoris, olahan rempah, hingga olahan makanan menjadi daya tarik bagi pengunjung. Kendati hanya dibuka selama satu hari, Yana berharap kegiatan tersebut bisa membuka peluang pasar.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan produk kebudayaan seni dan kuliner ke masyarakat luar. Dengan begini semoga masyarakat bisa punya pasar dan diserap oleh masyarakat juga. Jadi tidak hanya melestarikan budaya yang ada tapi inovasi juga bisa tumbuh,” ungkapnya.***