RSHS Siap Layani Pasien Monkeypox

Direktur Utama RSHS Bandung, Nina Susana Dewi.

Bandung – Sebagai rumah sakit pusat rujukan nasional, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung siap melayani pasien dengan indikasi terkena Monkeypox.

Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana Dewi menyatakan, pihaknya telah membuat tim khusus dari berbagai specialis dan menyiapkan ruang isolasi sebanyak 9 bed serta alur yang harus dilakukan jika ada pasien masuk yang memiliki indikasi gejala Monkeypox.

“Tim yang kita siapkan terdiri dari specialis penyakit dalam, penyakit kulit dan kelamin, specialis anak, bidang medik, komite PPIRS hingga patalogi klinik,” kata Nina, dalam diskusi tentang Monkeypox di RSHS Bandung, Jumat (17/5/2019).

Menurutnya, sesuai surat edaran dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, rumah sakit dan Puskesmas memiliki tugas untuk menyebarluaskan informasi mengenai Monkerpox ini kepada masyarakat serta melayani pasien suspek Monkeypox sesuai prosedur dan berpusat pada keselamatan pasien serta petugas kesehatan.

“Jika menemukan kasus suspek Monkeypox segera tangani sesuai prosedur dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat,” ucap Nina.

Maraknya perbincangan mengenai monkeypox terjadi setelah Kementerian Kesehatan Singapura pada Kamis (9/5) menyatakan satu kasus konfirmasi (MPX) Monkeypox pertama di negara tersebut.

Kasus menimpa seorang warga negara Nigeria -salah satu negara endemik Monkeypox- yang berkunjung ke Singapura pada 28 April 2019, dan dinyatakan positif terinfeksi virus Monkeypox (MPXV) pada 8 Mei 2019. Sedangkan pasien dan 23 orang yang kontak erat dengannya telah dikarantina.

Berdasarkan data SINKARKES dari bulan Januari hingga 10 Mei 2019, kedatangan kapal terbanyak adalah Singapura (18.146) dan penerbangan dari Singapura relatif cukup banyak sehingga kemungkinan terjadi penyebaran penyakit Monkeypox ke Indonesia bisa terjadi meski Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan risiko penyebaran rendah di Singapura.***


Rep: Suparno Hadisaputro