Bandung – Reaktor TRIGA 2000 yang merupakan reaktor riset pertama dimiliki Indonesia yang berlokasi di Jl. Tamansari No. 71, Bandung, memiliki tiga kegiatan pokok yaitu sebagai sarana training, research dan isotope production.
Menurut Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Jupiter Sitorus Pane, sebagai sarana training, reaktor TRIGA dimanfaatkan untuk pelatihan operator dan supervisor reaktor, petugas dan supervisor perawat reaktor, petugas proteksi radiasi, petugas dan supervisor pengolahan radioisotop dan senyawa bertanda, petugas dan supervisor Analisis Aktivasi Neutron, ahli netronik, ahli thermohidrolik reaktor, radiokimia, dan radiofarmasi.
“Reaktor ini juga difungsikan sebagai penghasil radioisotop yang sangat dibutuhkan di dunia kesehatan, industri, dan lingkungan,” ucap Jupiter, di Gedung PSTNT, Bandung, Rabu (20/2/2019).
Menurut Jupiter, produk Reaktor TRIGA 2000 antara lain Bromium-82 digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa dan telah berhasil diterapkan untuk tes kebocoran heat exchanger (HX) di PT. Asahimas Chemical, Cilegon pada tanggal 9 Mei 2018 serta Iodium-131 yang banyak digunakan di bidang kesehatan, kedokteran nuklir, contohnya digunakan untuk terapi tyroid.
“Untuk lebih memperkenalkan kepada masyarakat, kita akan menggelar pameran hasil penelitian dan pengembangannya terkait dengan pemanfaatan reaktor. Ini dapat menjadi ajang diseminasi hasil litbang PSTNT kepada masyarakat umum, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah yang telah maupun yang berpotensi memanfaatkan reaktor TRIGA 2000 baik untuk penelitian maupun produksi radioisotop,” tuturnya.
Dengan pameran tersebut, Jupiter berharap seluruh masyarakat untuk terus mengenal dan memahami perkembangan teknologi nuklir serta pemanfaatannya bagi kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
“Kita berharap, reaktor TRIGA 2000 dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan tekno wisata untuk wilayah Bandung dan Jawa Barat,” tembaganya.***
Rep: Suparno Hadisaputro