Reaktor TRIGA 2000 Genap 54 Tahun

Reaktor TRIGA 2000

Bandung – Reaktor riset pertama yang dimiliki Indonesia yakni Reaktor TRIGA, pada 20 Februari 2019 genap berusia 54 tahun, dan hingga saat ini reaktor yang berlokasi di Jl. Tamansari No. 71, Bandung itu tetap beroperasi dan berfungsi dengan baik.

Reaktor dengan kapasitas awal 250 Kw, diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden pertama RI, Soekarno pada tahun 1965 yang menandai babak awal perkembangan teknologi nuklir di  Indonesia.

Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Jupiter Sitorus Pane mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas reaktor, maka pada tahun 1971 daya reaktor ditingkatkan dari 250 kW menjadi 1.000 kW yang selanjutnya pada bulan April 1996 dilakukan peningkatan daya untuk kedua kalinya hingga mencapai 2000 kW.

“Proses up-grading ini telah dilaksanakan sampai tahap commissioning nuklir dan pencapaian daya 2000 kW dan nama reaktor diubah menjadi Reaktor TRIGA 2000 dan diresmikan pengoperasiannya oleh Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri pada tanggal 24 Juni 2000,” katanya.

Menurut Jupiter, Reaktor TRIGA 2000,  sejak tahun 2011 hingga 2016 sempat dihentikan operasinya karena batang kendali reaktor sudah melebihi batas operasinya. Saat itu jumlah fraksi bakar terhadap bahan bakarnya telah melebihi yang dipersyaratkan yakni 50 persen serta perlunya dilakukan penguatan struktur gedung reaktor untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

“Agar reaktor tetap dapat beroperasi dengan aman dan selamat dalam melayani masyarakat, BATAN berupaya membuat batang kendali sendiri dengan memanfaatkan material dari dalam negeri dan melakukan penguatan struktur gedung reaktor,” kata Jupiter, di Gedung PSTNT, Bandung, Rabu (20/2/2019).

Jupiter menyatakan, sejak 29 Mei 2017, reaktor TRIGA 2000 dioperasikan kembali setelah mendapatkan izin operasi dari Bapeten dan perlunya program pendayagunaan reaktor yang efektif dan efisien, sehingga keberadaan reaktor dapat memberi manfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

“Program pendayagunaan reaktor ditujukan untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir bangsa Indonesia,” katanya.***


Rep: Suparno Hadisaputro