KILASBANDUNGNEWS.COM – Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) meminta komitmen pemerintah pusat dalam menekan laju penyebaran Covid-19 yang per hari Kamis (24/6) kembali mencatat rekor harian dengan menembus angka 20 ribu kasus positif.
Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah meminta agar kebijakan yang telah diambil pemerintah tak sekadar judul, dan lemah dalam implementasi. Menurut Harif, rekor kasus positif harian menunjukkan pemerintah gagal mengendalikan pandemi sejak hulu.
“Misalnya PPKM mikro, ya kita jalankan. Atau lockdown kita jalankan. Jangan judulnya PPKM, tapi hajatan masih ada. Kumpul tidak dibubarkan,” kata dia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (24/6).
Harif menyebut, tenaga kesehatan terutama perawat di lima provinsi di Pulau Jawa saat ini mulai kewalahan, akibat lonjakan kasus positif. Ia tak menampik semua provinsi saat ini mulai kekurangan tenaga kesehatan
Saat ini, ia mengaku telah meminta penambahan jumlah tenaga kesehatan. Bukan hanya perawat, namun termasuk tenaga kesehatan lain seperti dokter, bidang, ahli gizi, hingga tenaga laboratorium.
“Kami beberapa hari yang lalu dan tadi ada rapat koordinasi dengan Kemenkes untuk berkoordinasi penyediaan relawan,” kata dia.
Khusus DKI, kata Harif, pihaknya telah mengajukan sedikitnya 923 relawan tenaga kesehatan kepada Kementerian Kesehatan. Sementara, beberapa provinsi sisanya masih proses menghitung.
Harif meminta pemerintah melalukan program penyelamatan rumah sakit. Selain memenuhi jumlah tenaga kesehatan yang mulai menipis, ia melaporkan banyak rumah sakit yang mulai angkat tangan, seperti akibat kekurangan oksigen.
Dalam sebulan terakhir sejak pertengahan Mei, PPNI mencatat sedikitnya 324 tenaga kesehatan dinyatakan positif Covid-19, dan 24 yang lain meninggal dunia.
“Kedua adalah program penyelamatan tenaga kesehatan. Itu penting ya. Tapi yang tidak kalah penting hulunya dibereskan juga,” kata dia. (Sumber: www.cnnindonesia.com)