Bandung – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan I 2019 diperkirakan masih tetap solid pada kisaran 5,2% – 5,6% (yoy). Kuatnya pertumbuhan ekonomi Jabar masih ditopang oleh faktor internal khususnya permintaan domestik.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Doni P. Joewono mengatakan, konsumsi Rumah Tangga (RT) masih menjadi penopang utama pertumbuhan, didorong oleh meningkatnya upah dan persiapan penyelengaraan Pemilu 2019, serta komponen PMTB/investasi juga diperkirakan akan meningkat pada triwulan I 2019 yang masih didorong oleh investasi bangunan, sejalan dengan terus berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah.
“Meski pertumbuhan di Jabar solid, tapi disisi lain, ekspor diprakirakan melambat dipengaruhi oleh faktor eksternal terkait dengan pertumbuhan ekonomi dunia dan perdagangan dunia yang melemah serta tren harga komoditas yang cenderung menurun,” katanya.
Sementara untuk inflasi menurut Doni, di Jawa Barat pada Februari 2019 tercatat pada level 2,61% (yoy) terkendali dalam kisaran sasaran inflasi nasional tahun 2019 sebesar 3,5%±1% (yoy).
“Terkendalinya inflasi dipengaruhi oleh deflasi yang terjadi pada kelompok Bahan Makanan (antara lain bawang merah) serta deflasi pada kelompok Transpor akibat adanya penurunan harga BBM non subsidi pada pertengahan Februari 2019,” ucapnya.
Secara spasial, kota Bekasi masih menjadi kota dengan inflasi tahunan tertinggi pada Februari 2019 sebesar 3,52% (yoy); menyusul di bawahnya Kota Bandung (2,69% yoy) dan Bogor (2,63% yoy) dimana ketiga kota tersebut memiliki karakteristik yang serupa yaitu merupakan kota konsumen dan bukan kota produsen.
Pengendalian inflasi di ketiga wilayah ini selanjutnya akan menjadi fokus perhatian dari TPID Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019 antara lain melalui usulan penguatan peran institusional berupa pembentukan BUMDes Pangan dengan BUMD Pangan sebagai holding company-nya serta penguatan kerjasama antar daerah.***
Rep: Suparno Hadisaputro