KILASBANDUNGNEWS.COM – Pascapenataan kawasan objek wisata Curug Malela di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), jumlah pengunjung melonjak drastis.

Ini dikarenakan konsep pembangunan plasa dan anjungan swafoto yang instagramable dengan latar belakang Curug Malela, membuat spot foto di kawasan yang juga dikenal dengan sebutan miniatur Air Terjun Niagara ini menjadi sangat eksotis.

Namun seperti dilansir Sindonews, Senin (3/12/2019), akibat kurangnya sarana prasarana penunjang, seperti ketiadaan air bersih di toilet, tempat sampah, sempitnya area parkir dan warung yang belum tertata, membuat kawasan ini terkesan kumuh.

Apalagi banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan, sehingga menimbulkan tumpukan sampah di mana-mana yang membuat kawasan ini menjadi kotor.

“Kalau seperti di video maupun foto di media sosial, Curug Malela tampak bersih dan indah dari kejauhan. Namun dari dekat ternyata banyak terdapat sampah mulai dari pintu masuk, plasa, hingga sampai dasar curug penuh dengan sampah,” kata travel agent yang juga driver 4×4 wisata offroad, Nia Prima Kaniawati (34), Senin (2/12/2019).

Dirinya memiliki pengalaman saat membawa wisatawan dari Jakarta ke Curug Malela. Begitu masuk area wisata banyak sekali sampah bertebaran dimana-mana dan didominasi sampah plastik.

Bukan hanya di sepanjang jalan, sampah juga banyak terdapat pada aliran sungai sehingga wisatawan yang bermain sekitar sungai merasa risih. Begitupun saat membawa wisatawan mendekati dasar air terjun, ternyata juga banyak sampah.

Aktivis lingkungan yang juga Ketua Trapawana Jawa Barat, David Riksa Buana menilai, penataan Curug Malela yang dilakukan oleh Pemprov Jabar menimbulkan berbagai permasalahan baru.

Seperti area parkir diperlukan perluasan, penambahan sarana MCK, tempat sampah dan rambu-rambu kebersihan di sepanjang jalan dari area parkir sampai ke air terjun.

Kondisi plasa/shelter yang baru dibangun juga tidak dilengkapi sarana kebersihan dan sarana restauransi karena kondisi warung yang masih belum tertata. Termasuk juga sarana P3K/rescue sebagai antisipasi adanya pengunjung yang sakit.

“Sayang kalau pembangunan yang menelan biaya sekitar Rp2,5 miliar ini tidak didukung dengan sarana prasarana penunjang khususnya aspek kebersihan yang bisa membuat wisatawan betah dan nyaman,” ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Sri Dustirawati mengungkapkan, tahun ini penataan Curug Malela dibiayai Pemerintah Provinsi Jawa Barat senilai Rp2,5 miliar.

Pemda KBB belum berencana menggelontorkan anggaran penataan di dalam kawasan obyek wisata karena masih berkonsentrasi pada aksebilitas jalan menuju Curug Malela.

Untuk data jumlah kunjungan wisatawan ke Curug Malela dari bulan Januari-Oktober 2019 adalah 7.896 orang. Sementara dari bulan November sampai hari ini lebih dari 5.000 orang.

“Kami mengimbau dengan ditatanya Curug Malela, kesadaran masyarakat sekitar ataupun wisatawan dalam menjaga kebersihan bisa tumbuh. Apalagi kawasannya berada hutan lindung yang harus dijaga supaya wisatawan merasa nyaman dan betah,” ucapnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.