KILASBANDUNGNNEWS.COM – Pada masa perjuangan, peran pemuda dalam merebut kemerdekaan sangatlah besar. Semangat jihad membela bangsa dan agama sangat tinggi, sehingga banyak bermunculan tokoh-tokoh pemuda yang berhasil menggetarkan nyali bangsa penjajah saat itu.
Cita-cita ingin memerdekakan bangsa dari belenggu penjajah menjadi tujuan utama, termasuk para pemuda. Sumpah Pemuda yang dibacakan di arena Kongres Pemuda II dan dihadiri oleh kaum muda lintas agama, suku dan daerah menjadi tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan.
Peristiwa bersejarah yang mengandung nilai persatuan bangsa itu, 17 tahun kemudian, melahirkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945.
Semangat persatuan dan kesatuan itulah yang kini banyak digaungkan di tengah masyarakat Indonesia. Seperti yang diutarakan oleh Ketua Yayasan Darul Hikam Dr. Ir.H Sodik Mudjahid., M.Sc, pada Diskusi Aktualisasi Sumpah Pemuda dalam Perjuangan Umat, di Aula SMP Darul Hikam, Jalan Tubagus Ismail Depan, Kota Bandung, pada Sabtu (24/10/2020)
“Sebagai pemuda, kalian harus menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan. Jangan mementingkan ego masing-masing. Berjuang dengan cara berbagi tugas, ada yang lewat Ipteknya, ada yang lewat agamanya, ada yang lewat budayanya. Ubah pola pikir menjadi kerja keras dan kerja cerdas”, katanya.
Menurut Sodik, kerja keras dan kerja cerdas merupakan salah satu strategi jitu dan sistematis dalam membangun umat dan bangsa. Untuk jihad tidak cukup hanya semangat para pemuda, diperlukan juga usaha dan soliditas yang semua itu harus di niatkan karena Allah.
“Ayo kita reformasi dan revolusi dalam pola perjuangan umat, dan tidak cukup jihad, tapi kerja yang sistematis. Jadi untuk perjuangan dan jihad itu tidak cukup dengan semangat, tapi harus dilakukan dengan solid. Tapi tetap, niatnya cuma satu yaitu niat karena Allah”, ungkapnya.
Sodik menegaskan, sebagai warga yang hidup di negara mayoritas Islam, bahwa kita seharusnya lebih mengamalkan Alquran dalam kehidupan kita, khususnya kehidupan berbangsa dan bernegara karena pada dasarnya Alquran adalah memerintah pada kebenaran, dan mencegah pada kemungkaran.
“Tidak jarang kita malah kalah dalam hal mengamalkan Alquran dibandingkan non muslim, malah sering terjadi permusuhan antara umat Islam. Hal-hal tersebut yang menjadi pemicu terjadinya perpecahan bangsa”, ujarnya.
Sementara itu, Direktur Dewan Pembinaan Umat Darul Hikam Prof drĀ Neni Sri Imaniyati menambahkan bahwa sebagai pemuda harus mengutamakan persatuan dan soliditas, terutama umat islam.
“Peran pemuda sangatlah besar, banyak catatan sejarah yang mengukirkan nama pemuda. Kita jangan hanya bangga sebagai mayoritas di negara ini, tapi harus memikirkan bagaimana caranya supaya kita diperhitungkan?”, tambahnya. (Parno)