KILASBADNUNGNEWS.COM – Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat memfokuskan penanganan COVID-19 di daerah itu yang kasus positifnya masih tinggi dengan penguatan penanganan pada dua sisi, yakni hulu dan hilir.
Wali Kota Bogor Bima Arya di Kota Bogor, Rabu, mengatakan penanganan di hilir memfokuskan pengawasan warga terpapar COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumahnya.
Untuk pengawasan warga yang sedang menjalani isoman, Pemerintah Kota Bogor juga telah membangun sistem, yakni pengawasan dilakukan oleh petugas dari puskesmas, Satgas COVID-19 tingkat RW, serta relawan pemuda. Mereka diawasi aparat wilayah, yakni lurah dan camat.
“Fokus langkah pertama adalah monitoring warga yang tengah menjalani isoman. Saya meminta laporan dari lapangan apa saja hambatan dan persoalan yang dihadapi para relawan,” katanya.
Bima Arya menyatakan para relawan pemuda agar benar-benar fokus pada aspek kesehatan warga terpapar COVID-19 yang menjalani isoman.
“Jangan sampai kecolongan ada warga isoman yang meninggal dunia. Jadi harus dimonitor terus, dipastikan jangan ada perburukan kondisi,” katanya.
Berdasarkan laporan yang diterimanya dari enam kecamatan di Kota Bogor, sejak 3 Juli lalu hingga saat ini, 99 warga terpapar COVID-19, meninggal dunia saat menjalani isoman di rumahnya.
“Berdasarkan laporan tersebut, dari jumlah 99 orang yang meninggal dunia, 85 persen di antaranya belum divaksin, berusia di atas 50 tahun, dan memiliki komorbid,” katanya.
Bima mengingatkan relawan pemuda, jika ada warga isoman yang memiliki kriteria tersebut agar langsung berkoordinasi dengan lurah, camat, dan puskesmas.
“Warga dengan kondisi tersebut, tidak boleh menjalani isoman di rumah, tapi harus diupayakan di rawat di rumah sakit atau pusat isolasi,” katanya.
Apalagi, kalau warga terpapar COVID-19 tersebut memiliki gejala, maka harus segera dikomunikasikan dengan puskesmas untuk penanganan lebih intensif.
“Jika ada fasilitas isolasi terdekat silakan dibawa ke tempat isolasi. Jika tidak ada, dilakukan monitoring secara intens,” katanya.
Ia mengatakan fokus penanganan di hulu dengan percepatan pelaksanaan vaksinasi, untuk pencegahan COVID-19.
Pemerintah Kota Bogor menargetkan pelaksanaan vaksinasi untuk sekitar 760.000 warga yang menjadi sasaran, untuk dosis pertama bisa tuntas pada September 2021.
Pada upaya percepatan pelaksanaan vaksinasi tersebut, Pemerintah Kota Bogor terus mengoptimalkan pelaksanaannya dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Semula pelaksanaan vaksinasi sekitar 5.000 sasaran per hari, kemudian ditingkatkan menjadi 7.000 sasaran, naik menjadi sekitar 10.000 sasaran.
“Kita upayakan bisa di atas 10.000 sasaran per hari, untuk mengejar target tuntas pada September,” katanya. (Sumber: jabar.antaranews.com)