Bandung – Wali Kota Bandung, Oded M Danial secara resmi menancangkan Gerakan Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman). Gerakan ini merupakan langkah awal agar pengelolaan sampah menjadi budaya.
“Mengelola sampah itu memang harus berangkat dari diri masing-masing. Mengelola sampah mulai dari sumbernya. Pemerintah hadir untuk membangun infrastruktur dan mengajak melalui sebuah gerakan seperti Kang Pisman,” ujar Oded saat pencanangan gerakan Kang Pisman di Cikapundung River Spot, Kota Bandung, Rabu (17/10/2018).
Menurutnya, Kang Pisman harus menjadi gerakan bersama semua elemen masyarakat Kota Bandung dengan masif. Oleh karenanya, Oded telah mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melakukan swafoto saat membuang sampah dengan memilah ke dalam tiga kategori yakni sampah kering, sampah basah dan sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun).
“Jadi IKP (instruksi khusus pimpinan) dari Mang Oded. Bayangkan kalau ada 15.600 ASN Pemkot Bandung yang melakukannya, itu akan menjadi gerakan masif. Mang Oded berharap KangPisMan jadi budaya. Kalau di Jepang butuh waktu 50 tahun, Singapura 30 tahun, semoga Bandung bisa kurang dari itu,” tuturnya seperti dilansir Humas Pemkot Bandung.
Dalam kesempatan itu Oded memberikan anugerah sekolah adiwiyata (berwawasan lingkungan) sebanyak 22 sekolah dan 4 sekolah best effort terdiri dari jenjang SD/sederajat dan SMP/sederajat. Jumlah ini melengkapi sekolah adiwiyata di Kota Bandung menjadi 243 sekolah.
Di samping itu Mang Oded pun melakukan prosesi secara simbolis penyerahan dua truk kompaktor kepada PD Kebersihan untuk menambah armada pengangkut sampah. Harapannya, kehadiran armada tambahan itu dapat semakin memudahkan pengelolaan sampah di Kota Bandung.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Salman Fauzi menjelaskan, Cikapundung River Spot dipilih menjadi lokasi pencanangan Kang Pisman karena setiap Sabtu secara rutin menjadi tempat melatih mendidik anak-anak oleh komunitas Cikapundung River Spot.
“Dalam jangka panjang, Kang Pisman semoga menjadi budaya. Saat ini sudah ada 14 kawasan bebas sampah di Kota Bandung. semoga ke depan minimal ada 1 lokasi per RW yang termasuk ke dalam kategori kawasan bebas sampah,” ungkap Salman.
Selain kawasan bebas sampah, pihaknya pun mendorong semakin banyaknya bank sampah di Kota Bandung termasuk Posyandu. Kalau saja Posyandu sebanyak 16.000 lebih mengelola bank sampah, maka akan menjadi energi luar biasa.
“Beberapa dinas, kecamatan dan kelurahan sudah mulai merespon dengan membuat bank sampah. Misal di Sukaraja ada Sajadah (Sampah Jadi Banda Bila Dipilah), Busekel (Buanglah Segala Sampah Elektronik dan Plastik ke Kelurahan) di Bojongloa Kaler. Ada juga bank sampah di Disdagin, Dishub, BPPD, Sukajadi, dan DLHK. Semoga yang lainnya mengikuti agar semua ASN Pemkot Bandung jadi nasabah bank sampah,” imbuhnya.***