Bandung – Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengintruksikan PD Pasar Bermartabat segera merelokasi pedagang yang terkena musibah kebakaran di blok A1, A2 dan A3 Pasar Sederhana Kota Bandung, Jumat (5/10) malam lalu. Hal itu agar para pedagang bisa segera kembali berniaga.
“Secepatnya didata dan selanjutnya direlokasi sementara ke pasar bagian selatan yaitu pasar impres. Itu supaya pedagang bisa kembali berdagang,” tutur Wali Kota Bandung Oded M. Danial saat meninjau Pasar Sederhana yang terbakar, Sabtu (6/10/2018).
Oded mengungkapkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, api diduga berasal dari kompor salah satu kios milik pedagang. Korban kebakaran berjumlah 395 pedagang yang terdiri dari 200 kios dan 195 meja dagang.
“Pekan ini juga relokasi bisa dilakukan. Tadi Mang Oded sudah melihat pasar Impres, dan lapak-lapaknya sudah siap digunakan, Secepatnya kita tata supaya mereka kembali beraktifitas dan tidak terganggu dengan musibah ini,” ucapnya.
Oded mengimbau, pedagang lebih berhati-hati terhadap kios dan lapaknya. Pedagang juga harus bisa mengantisipasi sejak dini potensi musibah kebakaran.
“Saya sudah sering berbicara dengan PD. Pasar. Tetapi harus ada peran juga dari para pedagang untuk mengantisipasi hal seperti ini. Tidak hanya menyiapkan alat pemadam, namun yang terpenting adanya kedisiplinan dari para pedagang,” pinta Oded seperti dilansir Humas Pemkot Bandung.
Sementara itu, Direktur Umum, Adminsitrasi, dan Keuangan PD Pasar Bermartabat, Andri Salman, mengungkapkan, PD Pasar menyediakan meja pengaduan bagi para pedagang yang lapaknya terbakar. Hal itu untuk mendata pedagang sebelum direlokasi.
“PD Pasar sedang mendata. Kita akan inventarisir jumlah kerugian dari pedagang, pemilik ataupun penyewa kios. Kita akan prioritaskan para pedagang untuk pindah ke pasar Impres (bagian selatan pasar sederhana),” kata Andri.
Di pasar Impres terdapat sekitar 230 lapak baru sebagai tempat relokasi pedagang yang terkena musibah. Sebelumnya, pasar Impres akan digunakan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitaran pasar Sederhana. Namun karena ada musibah ini, untuk sementara digunakan pedagang yang menjadi korban kebakaran.
“Jumlahnya memang kurang, Namun setelah diselidiki, dari 395 lapak, yang aktif berjualan setiap hari hanya sebanyak 192 lapak. Sedangkan sisanya tutup ataupun kosong. Jadi bisa kita relokasikan sementara ke pasar Impres,” jelasnya.
Andri mengaku, PD Pasar telah sering menyosialisasikan dan mengimbau bahkan melarang pedagang untuk menghuni ataupun bermalam di pasar. Hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Jadi kita sudah sering melarang pedagang itu untuk menghuni lapak. Karena dikhawatirkan beberapa kios ada aktifitas memasak di malam hari. Itu yang tidak terkendali,” tuturnya.***