Bandung – Persoalan sampah di Kota Bandung bisa diatasi dengan memulai dari perubahan paradigma masyarakat. Pengelolaan sampah harus jadi budaya yang secara masif oleh semua elemen masyarakat, tanpa kecuali.
“Kalau pengelolaan sampah sudah jadi budaya masyarakat Kota Bandung, insya Alloh sampah tidak akan lagi jadi masalah,” ungkap Wali Kota Bandung, Oded M. Danial saat membuka Diseminasi Hak Asasi Manusia Pemenuhan Hak Lingkungan di Kota Bandung melalui program Bandung Beresih dan Gerakan #KangPisMan di Ruang Serba Guna, Selasa (9/10/2018).
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung di masa kepemimpinan Oded dan Yana Mulyana lima tahun ke depan akan semakin fokus menangani persoalan sampah. Karena menurut wali kota, Bandung punya bom waktu yakni sampah yang senantiasa mengintai setiap saat yang harus segera dijinakkan agar tidak segera meledak.
“Bandung saat ini sudah semakin bersih. Salah satu indikatornya adalah hattrick piala Adipura. Namun, kita jangan berpuas diri. Karena persoalan sampah itu seperti bom waktu. Kita harus segera menjinakkannya,” kata Mang Oded, panggilan akrab Oded.
Hal itu, menurutnya, karena Kota Bandung menghasilkan 1.500 ton sampah per hari atau setara dengan sampah setinggi 75 centimeter seluas lapangan sepakbola. Kalau pengelolaannya tak baik maka akan semakin berat untuk menuntaskan masalah sampah di Kota Bandung.
“Oleh karena itu, kami akan memasifkan program Bandung Beresih dan Gerakan KangPisMan atau Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan sampah untuk menuntaskan persoalan sampah di Kota Bandung,” tuturnya.
Sebenarnya, lanjut Mang Oded, inisiatif KangPisMan bukan yang pertama. Sebelumnya para aktivis lingkungan telah mengenal dengan istilah 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Bahkan di Kota Bandung sudah ada beberapa yang masuk kategori kawasan bebas sampah.
“Saya imbau agar semua warga Kota Bandung memiliki semangat untuk senantiasa menghadirkan kebaikan melalui pengelolaan sampah ini,” ujar Mang Oded seperti dilansir Humas Pemkot Bandung.***