KILASBANDUNGNEWS.COM – Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.025 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot, Selasa (5/11) pagi. Posisi tersebut melemah 11 poin atau 0,08 persen dibanding penutupan Senin (4/11), yang berada di level Rp14.014 per dolar AS.
Seperti dilansir Detik Finance, Selasa (5/11/2019), mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Pelemahan terjadi pada yen Jepang sebesar 0,18 persen, peso Filipina sebesar 0,15 persen, dan won Korea sebesar 0,14 persen. Dolar Hong Kong juga terpantau melemah 0,02 persen, begitu juga dengan ringgit Malaysia sebesar 0,03 persen.
Sementara itu, lira Turki terpantau menguat 0,13 persen, ringgit Malaysia menguat 0,05 persen. Kurs baht Thailand dan dolar Singapura masing-masing juga menguat sebesar 0,02 dan 0,01 persen terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar melemah terhadap dolar AS. Pelemahan terjadi kepada dolar Australia sebesar 0,03 persen, dan dolar Kanada sebesar 0,05 persen. Sementara hanya euro yang menguat 0,01 persen, dan poundsterling Inggris berada di level stagnan dan tak bergerak terhadap dolar AS.
Walaupun pagi ini rupiah melemah, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai rupiah selanjutnya akan mengalami penguatan karena sentimen perjanjian dagang AS-China yang rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Optimisme mengenai perjanjian dagang masih bisa menjadi motor penguat rupiah terhadap dollar AS,” kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/11).
Pasalnya, optimisme pasar tersebut mampu nilai pasar saham Dow Jones menguat 114 poin Senin (4/11) malam. Ariston juga menjelaskan bahwa pagi ini, beberapa indeks saham bergerak menguat seperti Nikkei, Shanghai dan Kospi karena keyakinan tersebut.
Lebih lanjut, ia berpendapat rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp13.970 sampai dengan Rp14.050 per dolar AS pada hari ini.***