KILASBANDUNGNEWS.COM – Setelah libur akhir tahun, aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2021 telah dimulai. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (RI) Airlangga Hartarto, langsung membuka perdagangan saham perdana, yang berlangsung di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/1/2021).
Airlangga mengatakan, ketidakpastian pasar modal akibat pandemi selama 2020 akan berakhir. Tingkat kepercayaan pelaku pasar akan pulih sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) akan terkerek hingga kisaran 6.800-7.000 pada akhir Desember 2021.
“Optimisme terlihat di pasar modal sejalan dengan penurunan risiko ketidakpastian di pasar keuangan global dan IHSG diprediksi bisa mencapai 6.800 atau 7.000 di akhir Desember 2021”, ucapnya.
Airlangga mengimbau pelaku pasar untuk tetap optimistis karena pemerintah telah meluncurkan berbagai kebijakan stimulus untuk memacu pertumbuhan ekonomi tahun 2021. Selain berbagai strategi mendorong pemulihan ekonomi, pemberlakuan UU Cipta Kerja juga akan direspons positif oleh pasar saham.
“Dimulainya program vaksinasi awal tahun ini akan semakin memperkuat sentimen positif yang sudah terlihat sejak akhir tahun 2020,” katanya.
Airlangga menambahkan, pasar saham 2021 juga akan diwarnai kehadiran banyak emiten baru, minimal 30 perusahaan akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) ini.
“Pasar modal Indonesia tahun 2021 juga akan disemarakkan dengan pencatatan Surat Berharga Negara maupun obligasi korporasi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisiones OJK Wimboh Santoso mengatakan, tren positif pasar modaL 2021 merupakan kelanjutan kinerja positif sepanjang 2020, meski tekanan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 sangat kuat.
“Setelah mencapai titik terendah yang ditandai dengan penurunan IHSG hingga level 3.900 pada Maret 2020, pasar saham Indonesia berhasil rebound dan menutup tahun 2020 dengan posisi IHSG 5.979,07 pada 30 Desember,” imbuhnya.
Wimboh menyatakan, skema penawaran efek melalui layanan urun dana berbasis teknologi ini memberi kesempatan bagi pengusaha muda maupun kelompok UKM untuk menggalang dana dari pasar modal.
“Pada saat yang sama, dengan skema ini para pemilik dana dapat berinvestasi di pasar modal,” ungkapnya. (Parno)